Bank Bukopin mendapat dana segar Rp 1,46 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Bukopin dapat sedikit bernafas lega. Baru saja, bank milik Grup Bosowa ini meraih dana segar dari hasil penerbitan saham kembali atau rights issue pada pekan ini.

Dari aksi tersebut Bukopin mendapat dana sebesar Rp 1,46 triliun. Alhasil, modal tersebut akan meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi sekitar 13,5%.

Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Utama Bank Bukopin berharap besar pada rights issue ini. "Setelah mendapatkan tambahan modal dari proses rights issue ini, Bukopin akan memacu pertumbuhan di semester kedua," katanya, Jumat (27/7).


Bank berkode saham BBKP ini telah menyiapkan sederet strategi untuk meningkatkan kinerja. Di antaranya, akan meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income, mendorong efisiensi dan menjaga aset yang berkualitas.

Demi mendukung bisnis pembiayaan kredit, Bank Bukopin akan memperbaiki struktur dana pihak ketiga (DPK). "Bukopin masih fokus pada pembiayaan segmen ritel dan konsumer," tambahnya.

Belakangan ini, bisnis BBKP sedang lesu. Tecermin dari kredit turun 1,43% menjadi Rp 67,22 triliun di Mei 2018, dibandingkan posisi Rp 68,20 triliun pada Mei 2017.

Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) anjlok 26,90% menjadi Rp 68,42 triliun di Mei 2018, dibandingkan posisi Rp 93,61 triliun pada Mei 2017. DPK turun ini karena penyusutan tabungan dan deposito.

Ujungnya, laba bersih Bukopin merosot 48,32% menjadi Rp 207,15 miliar di Mei 2018, dari posisi Rp 400,90 pada periode yang sama.

Informasi saja, pada proses rights issue, KB Kookmin Bank sebagai pembeli siaga yang menjadi standby buyer membeli saham Bank Bukopin sebanyak 2,56 miliar lembar pada harga Rp 570 per lembar saham.

Kehadiran investor baru ini telah merombak pemegang saham di Bank Bukopin. Misalnya, Bosowa Corporindo masih menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 23,4%, KB Kookmin Bank sebesar 22,0%, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebesar 12,4%, Negara RI sebesar 8,9%, dan publik sebesar 33,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto