Bank Bukopin sudah restrukturisasi kredit terimbas pandemi senilai Rp 18 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berada dalam fase transformasi dengan komando baru, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) tetap menjalankan ketentuan restrukturisasi kredit terimbas pandemi. Sampai kini, perseroan tercatat telah merestrukturisasi kredit Rp 18 triliun terimbas pandemi, atau setara 73% dari nilai restrukturisasi yang dilakukan perseroan. 

“Restrukturisasi sebagian besar terdampak pandemi yang mempengaruhi NIM dan CKPN kami. Makanya kami juga sudah menyiapkan pencadangan untuk mitigasinya,” ungkap Direktur Bank Bukopin Shin Seng Hyup dalam paparan daring, Senin (30/11). 

Ia menambahkan mitigasi risiko kredit memang jadi salah satu fokus KB Kookmin dalam transformasi Bank Bukopin. pencadangan perseroan misalnya sampai September 2020 telah mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat 157% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu. 


Baca Juga: KB Kookmin bekerja keras bantu likuiditas Bank Bukopin

Di lain sisi, berkat tambahan modal Kookmin, Capital Adequacy Ratio (CAR) kini kembali kokoh sebesar 16,34% dengan modal yang mencapai Rp 9,7 triliun. 

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Purwantono menambahkan, perseroan bahkan telah membentuk unit khusus sebagai langkah mitigasi risiko kreditnya.  “Pembentukan grup baru bernama Bad Bank yang akan khusus mengelola aset buruk. Penurunan aset yang diambil alih (AYDA) yang beredar,” ungkapnya dalam kesempatan serupa. 

Meski telah melakukan sejumlah strategi, Shin bilang pemulihan perseroan sejatinya memang tak akan terjadi instan. apalagi dalam masa pandemi kini. 

Sampai September 2020, aset perseroan terkontraksi 7,90% (qoq) menjadi Rp 80,32 triliun. Adapun penyaluran kredit juga terkontraksi 5,91% (qoq) menjadi Rp 63,70 triliun. 

Baca Juga: Bank Bukopin (BBKP) tengah menyiapkan transformasi total

“Ekspansi kini masih terbatas karena fokus kami saat ini adalah perbaikan internal untuk mengurangi aset buruk, meningkatkan efisiensi dalam operasi bisnis, dan mempraktekkan prudential banking,” lanjut Shin

Selanjutnya: Pertumbuhan DPK perbankan mulai melandai di bulan Oktober

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi