Bank bukukan kenaikan kredit mikro



JAKARTa. Secara industri, pertumbuhan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) per April 2011 masih tertinggal dibandingkan kredit mikro kecil menengah (MKM), atau kredit sejenis dengan plafon pinjaman sama.

Namun, jika melihat kondisi masing-masing bank, bank yang fokus menggarap usaha produktif ini rata-rata membukukan kenaikan cukup mengesankan. Beberapa bank yang menuai untung itu antara lain Bank Danamon, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Per akhir Juni lalu, outstanding kredit Danamon Simpan Pinjam (DSP), unit mikro Bank Danamon mencapai Rp 16 triliun. Jumlah ini tumbuh 20% dibandingkan tahun lalu. Khoei Minhari Handikusuma, Direktur Bank Danamon, memperkirakan kredit DSP bakal tembus Rp 18 triliun pada akhir tahun ini.


DSP menyasar pedagang pasar dan warung klontong di sudut kampung. Plafonnya mulai Rp 3 juta hingga Rp 25 juta. Untuk mencapai target tahun ini, DSP fokus menggarap para pedagang, karena risikonya kecil dan arus kas mereka lebih lancar.

Ekspansi Citibank

Mitra Usaha Rakyat (MUR), unit mikro BTPN, mencatatkan kredit usaha mikro kecil sebesar Rp 4,9 triliun per akhir Maret 2011. Manajemen menargetkan, kredit mikro akan mencapai Rp 6 triliun sampai akhir 2011, atau meningkat 29,5% dari akhir 2010.

BTPN akan merealisasikan target dengan menjajal segmen baru, salah satunya pembiayaan ke sektor pertanian. Jadi, profil debitur tidak melulu para pedagang pasar.

Segmen lain yang sedang diincar adalah kredit productive poor, atau pinjaman di bawah Rp 3 juta. "Tapi ini masih pilot project, jadi belum bisa kami sebutkan targetnya," kata Djemi Suhenda, Wakil Direktur Utama BTPN.

Target nasabah productive poor mencapai 30.000 orang. Akhir Maret lalu jumlahnya baru sekitar 17.000 orang. Manajemen akan memperbanyak sentra atau unit untuk memasarkan produk ini.

Citi Financial, unit Citibank di segmen ini, menargetkan pertumbuhan kredit mikro tahun ini mencapai 60% dibandingkan tahun lalu. Target ini terbilang tinggi, karena pasca perubahan metode pencatatan kredit UMKM, kredit produktif Citibank masih kecil.

Berdasarkan data BI per akhir Mei 2011, Citibank menyalurkan kredit ke debitur UMKM sebesar Rp 2,84 triliun. Pada posisi yang sama tahun lalu atau saat kredit produktif dan konsumtif masih bercampuraduk, nilai kredit UMKM sebesar Rp 13 triliun. Adapun kredit non-UMKM per akhir Mei 2011 tercatat Rp 23,68 triliun, melonjak 80% (yoy).

"Penyaluran kredit UMKM kami sudah sesuai target. Kami menarget pertumbuhan kurang lebih 60%," kata Kahar Anwar, Commercial Banking Head Citibank Indonesia.

Ia menjelaskan, untuk mencapai target, Citibank akan menyalurkan berbagai produk kredit yang menyasar ke sektor mikro. Misalnya kredit modal kerja, fasilitas trade dan supply chain, serta fasilitas lindung nilai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini