KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bumi Arta Tbk memastikan akan memenuhi modal inti sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan batas waktu yang diberikan regulator. Bank berkode saham BNBA ini tercatat baru memiliki modal inti sebesar Rp 1,46 triliun (per September 2020). Sementara sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum wajib memiliki modal inti Rp 3 triliun akhir 2022 dan sudah harus dipenuhi Rp 2 triliun pada akhir tahun ini. "Kami akan terus meningkatkan kinerja perseroan dan mengenai permodalan akan kami penuhi sesuai ketentuan yang ada. Hal tersebut akan terpenuhi pada waktunya," kata Wika Aryono, Presiden Direktur Bank Bumi Arta dalam paparan publik virtual, Selasa (23/2).
Namun, Bank Bumi Arta masih belum berencana untuk menggelar aksi korporasi dalam waktu dekat atau dalam tiga bulan ke depan, termasuk tindakan yang akan berakibat pada percatatan saham perseroan di bursa. Untuk memenuhi aturan permodalan, lanjut Wikan, BNBA masih mempersiapkan dan mengkaji opsi-opsi yang tersedia untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap perseroan ke depan.
Baca Juga: Bank Bumi Arta akan melakukan kemitraan dengan pelaku industri digital Wikan mengatakan, rencana pemegang saham utama Bank Bumi Arta terhadap kepemilikan sahamnya akan mempertimbangkan setiap opsi yang tersedia dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan. Pemegang saham mayoritas Bank Bumi Arta saat ini adalah PT Surya Husada Investment dengan kepemilikan 45,45%, PT Dana Graha Agung 27,27%, dan PT Budiman Kencana Lestari 18,18%. Sementara publik memiliki 9,1% saham bank ini. Sama seperti jawabannya terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI), Wika masih mengklaim tidak mengetahui adanya rencana Sea Group untuk mengakuisisi BNBA. "Kami baru mengetahui adanya informasi tersebut dari media massa," ujarnya. Dalam menjalankan bisnisnya tahun ini, Bank Bumi Arta akan fokus melakukan pembangunan infrastruktur digital. Perseroan telah mempersiapkan rencana utama dalam melakukan transformasi digital. Salah satunya adalah terus mencari kemungkinan aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk mengeksplorasi peluang sinergi. Selain itu, bank ini juga akan terus meningkatkan kemampuan IT untuk menarik lalu lintas pelanggan dan memungkinkan integrasi lintas platform. Rencana ketiga adalah melakukan konsolidasi kantor cabang. "Kami akan selektif mengkonsolidasikan kantor cabang fisik dengan penekanan pada akuisisi pelanggan melalui saluran digital," kata Wikan. Tahun 2020, tranformasi digital yang dilakukan bank ini adalah dengan meluncurkan layanan internet banking untuk nasabah ritel dan layanan virtual account untuk memudahkan rekonsiliasi tagihan. Tahun sebelumnya, persreoan telah meluncurkan layanan mobile banking dan Flazz co branding dengan PT Bank Central Asia (BCA). Untuk rencana bisnis bank tahun ini, Bank Bumi Arta menargetkan pertumbuhan kredit sejalan dengan araha regulator yakni 7%-9%. Namun, angka itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi pandemi Covid-19 sudah mereda.
Rasio kredit bermasalah atau
Non Performing Loan (NPL) net akan dicoba dijaga sekitar level 1,5%. "Saat ini kami sedang melakukan perundingan dengan debitur yang dapat bekerjasama dengan baik dengan kami," lanjut Wikan. Sedangkan laba diharapkan bisa meningkat 15%-17% apabila pandemi sudah mulai reda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi