Bank BUMN bahas tarif bertransaksi di ATM Himbara



JAKARTA. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) alias bank-bank BUMN akan mengintegrasikan ATM jilid II sebelum akhir tahun ini. Pembahasan final tarif transaksi belum final, tapi ada peluang menggratiskan tarif tarik tunai setelah penggabungan 10.000 ATM ini. 

Ogi Prastomiyono, Managing Director Technology & Operations Bank Mandiri mengatakan, selain tarif transaksi tarik tunai, Himbara juga akan membahas mengenai tarif transfer antar-ATM BUMN. “Masih dibahas, nanti finalnya ketika seluruh dirut bank BUMN melakukan tandatangan,” ujar Ogi, Kamis (6/10).

Ogi mengatakan, tarif transaksi merupakan salah satu dari beberapa poin yang nantinya akan disepakati terkait integrasi ATM. Ada beberapa poin yang sudah disetujui terkait dengan integrasi ini.


Pertama, nantinya dalam integrasi 10.000 ATM ini, Mandiri, BRI dan BNI akan menyumbang 3.300 ATM yang sudah ada, sedangkan BTN menyumbang 100 ATM.

Dalam tahap awal, 10.000 ATM akan ditempatkan di beberapa kota besar di Indonesia. Bentuknya bisa ATM gallery atau single ATM.

Ogi mengatakan, nantinya setelah integrasi 10.000 ATM sebelum akhir tahun ini, tampilan tatap muka ATM dipastikan akan sudah seragam antarbank BUMN.

Tahap akhir integrasi yaitu yaitu mengabungkan seluruh ATM Bank BUMN sebanyak 60.000 ATM. Menurut Ogi, langkah ini bisa lebih cepat dari target sebelumnya yaitu akhir 2017.

Integrasi EDC

Untuk integrasi mesin electronic data capture (EDC), Ogi mengatakan, nantinya hanya tiga bank saja yaitu Mandiri, BRI dan BNI yang ikut serta. Jumlah EDC barunya nanti dibagi rata dari tiga bank tersebut. Terkait dengan nama EDC Himbara ini kemungkinan besar adalah EDC Link Himbara,

Kedua adalah nantinya akan ada 25 fitur pembayaran yang ada dalam integrasi tahap kedua ATM Himbara.

Ketiga adalah terkait dengan pembentukan badan hukum switching. Himbara harus mememuhi batas waktu yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebelum akhir 2016 mendatang. Selain itu, dari sisi operasional BI memberikan batas waktu lebih lama yaitu sebelum tahun 2017.

Nantinya menurut Ogi, pemegang saham switching akan dimiliki oleh holding kemudian sisanya dimiliki Telkom.

Pembentukan resmi perusahaan switching ini akan dilakukan setelah holding terbentuk pada akhir tahun ini. Perusahaan switching ini nantinya akan menjadi anak usaha holding. Selain itu, setelah holding terbentuk maka teknis pengelolaan ATM akan diserahkan pada perusahaan switching ini.

Diharapkan dengan terbentukknya perusahaan switching dan integrasi ATM dan EDC ini akan ada peningkatan efisiensi pengelolaan jaringan oleh Himbara. Namun berapa tingkat efiensinya, Ogi masih belum merinci lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia