JAKARTA. Bank milik negara tahun ini tengah mengambil ancang-ancang memburu pinjaman luar negeri. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Gatot Tri Hargo menyebut, saat ini pemerintah tengah menggalakan proyek-proyek jangka panjang seperti infrastruktur. Sebelumnya, tahun lalu bank-bank milik negara telah mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebanyak US$ 3 miliar kepada tiga bank BUMN. Meski begitu, hal tersebut tergantung dari kebutuhan masing-masing bank BUMN. Gatot mencontohkan, salah satu bank yang sedang menjajaki antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) guna menggantikan global bond BNI US$ 500 juta yang akan jatuh tempo April 2017 mendatang. "Intinya tergantung, cari dana yang termurah untuk ekspansi," tutur Gatot, Selasa (24/1). Sementara itu, Direktur Coorporate Banking BNI, Harry Sidharta mengatakan, pihaknya memang membuka pinjaman asing, hanya saja, untuk saat ini bank berlogo 46 ini menilai Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ada masih cukup untuk pendanaan kredit.
Bank BUMN buka peluang pinjaman dana asing
JAKARTA. Bank milik negara tahun ini tengah mengambil ancang-ancang memburu pinjaman luar negeri. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Gatot Tri Hargo menyebut, saat ini pemerintah tengah menggalakan proyek-proyek jangka panjang seperti infrastruktur. Sebelumnya, tahun lalu bank-bank milik negara telah mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebanyak US$ 3 miliar kepada tiga bank BUMN. Meski begitu, hal tersebut tergantung dari kebutuhan masing-masing bank BUMN. Gatot mencontohkan, salah satu bank yang sedang menjajaki antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) guna menggantikan global bond BNI US$ 500 juta yang akan jatuh tempo April 2017 mendatang. "Intinya tergantung, cari dana yang termurah untuk ekspansi," tutur Gatot, Selasa (24/1). Sementara itu, Direktur Coorporate Banking BNI, Harry Sidharta mengatakan, pihaknya memang membuka pinjaman asing, hanya saja, untuk saat ini bank berlogo 46 ini menilai Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ada masih cukup untuk pendanaan kredit.