Bank BUMN pemain besar kredit sindikasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Skema pemberian kredit sindikasi menjadi strategi perbankan untuk memenuhi permintaan kredit bernilai besar. Pasalnya, kredit secara patungan ini mampu membiayai kebutuhan proyek infrastruktur yang berjumlah besar dan bertenor panjang.

Hasil riset Bloomberg, untuk tahun 2017 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menempati peringkat pertama sebagai arrangerkredit sindikasi terbesar. Volume kredit sindikasi yang disalurkan BNI mencapai US$ 3,52 miliar untuk 21 perjanjian kredit.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, pihaknya masih fokus menyalurkan kredit sindikasi di tahun ini. Beberapa sektor yang menjadi sasaran utama bank ini adalah infrastruktur dan manufaktur.


"Kami fokus sindikasi untuk proyek-proyek besar," kata Herry kepada KONTAN, Rabu (10/1). Bank berplat merah ini mencatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 406,09 triliun atau tumbuh 11,81% per November 2017.

Sedangkan, urutan kedua sebagai arranger kredit sindikasi terbesar dipegang oleh PT Bank Mandiri Tbk. Bank berkode saham BMRI ini memiliki pangsa pasar 8,82% dengan penyaluran kredit sindikasi menembus angka US$ 2,56 miliar di tahun lalu.

Rupanya, lembaga keuangan asal Jepang juga berkontribusi besar terhadap kredit sindikasi. Sebut saja, Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Financial aktif menjadi lead arranger kredit sindikasi.

Head of Global Corporate Banking & Financial Institution The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Pancaran Affendi menuturkan, pihaknya bakal terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama di sektor infrastruktur pada tahun 2018 ini. "Kamis fokus di sektor infrastruktur," ujarnya.

Bank asal Jepang ini membidik pertumbuhan kredit satu digit di tahun ini. Namun, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ akan mengupayakan pertumbuhan kredit sejalan dengan proyeksi regulator perbankan yakni di atas 10%.

Belakangan ini, kredit sindikasi telah menjadi idaman perbankan. Terakhir kali, ada 12 bank yang berpartisipasi pada pembiayaan kredit sindikasi untuk proyek pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT).

Lembaga keuangan tersebut memberikan kredit sindikasi sebesar Rp 19,25 triliun dengan jangka waktu 18 tahun. Rinciannya, kredit investasi Rp 18,1 triliun dan kredit modal kerja Rp 1,15 triliun.

Bank Mandiri merupakan penyumbang terbesar sindikasi LRT ini dengan kredit Rp 3,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia