Bank BUMN percaya diri raih target kredit



JAKARTA. Gejolak ekonomi tanah air saat ini tidak menyurutkan ambisi para bankir untuk memoles kinerjanya. Coba lihat bankir BUMN yang optimistis bisa meraih target kredit hingga akhir tahun 2013.

Lazimnya, kenaikan suku bunga acuan BI rate yang diikuti kenaikan bunga kredit akan membuat penyaluran kredit itu tersendat. Namun, bankir bank-bank BUMN tetap berambisi meraih target kredit meski BI rate telah naik 150 basis poin (bps) selama empat bulan terakhir.

Contohnya, Bank Negara Indonesia (BNI). Bank berlogo 46 ini mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2013 sebesar 19%-21%. "Pertumbuhan kredit tidak kami revisi," kata Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI, Senin (16/9).


Proyeksi target itu sudah menghitung efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan BI rate. Hingga semester I-2013, BNI mencatat penyaluran kredit Rp 222,65 triliun atau tumbuh 24,1% dibandingkan periode sama tahun 2012.

Seirama, Bank Mandiri juga enggan mengubah target pertumbuhan kredit. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri menuturkan, target pertumbuhan kredit Bank Mandiri tetap sebesar 19%-20%. "Kami tidak merevisi target karena estimasi pertumbuhan kredit sudah kami revisi sejak kuartal I lalu," kata Budi kepada KONTAN.

Di akhir paruh pertama 2013, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar 22,3% atau mencapai Rp 428 triliun.

Sebelumnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga optimistis bisa mencapai target kredit di tengah kondisi nan sulit. BRI mematok pertumbuhan kredit antara 20% - 22% atau sekitar Rp 417,6 triliun sampai Rp 424,56 triliun pada akhir tahun 2013.

Catatan saja, proyeksi perlambatan kredit perbankan sudah muncul sejak pemerintah berencana mengerek harga BBM subsidi. Ini juga tecermin lewat hasil survei BI. Rilis survei tersebut mengungkap, rata-rata pertumbuhan kredit baru pada kuartal III-2013 mencapai 20,6% dibandingkan kuartal II-2013.

Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan kredit dari kuartal I-2013 ke kuartal II-2013 yang sebesar 36,2%. Survei BI juga menyebut, outstanding kredit tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 15,34% dibandingkan posisi Desember 2012.

Lebih jauh data BI memaparkan, bank lebih selektif mengucurkan kredit. Langkah ini ditempuh untuk menekan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Risiko NPL timbul seiring langkah BI memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semula di kisaran 5,8%-6,2% menjadi hanya 5,5%-5,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo