KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adu mesiu di bisnis penyaluran kredit mikro semakin sengit. Pemain lama bisnis mikro seperti Bank Danamon dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) kalah bersaing dengan bank BUMN. Aliran kredit mikro di Bank Danamon dan BTPN tak lagi deras. Buktinya, pada kuartal kedua 2018, Bank Danamon mencatat kredit mikro menurun 47% menjadi Rp 4,54 triliun dan penyaluran kredit mikro BTPN turun 38% menjadi Rp 4,08 triliun. Rupanya, Bank Danamon sengaja mengerem penyaluran kredit mikro. Bank berkode saham BDMN ini memilih fokus ke kredit non mass market seperti usaha kecil menengah (UKM), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Alhasil, penyaluran kredit mikro BDMN menyusut Rp 3 triliun-Rp 4 triliun. Satinder Ahluwallia, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, penyusutan kredit mikro ini berdampak pada penurunan laba sebesar 1%. Siapa sangka, Bank Mandiri yang terkenal dengan bank korporasi mencetak pertumbuhan 24,8% pada kredit mikro. Pinjaman kredit ini mencapai Rp 90,6 triliun per kuartal II-2018, dibandingkan posisi Rp 72,6 triliun di kuartal II-2017. Mayoritas kredit mikro ini berasal dari salary based loan yang mencapai Rp 55,9 triliun. Sisanya program kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 19,2 triliun, dan mikro produktif sebesar Rp 15,6 triliun. Meskipun kredit mikro tumbuh tinggi, Donsuman Simatupang, Pejabat Eksekutif Bidang Retail Banking Bank Mandiri mengatakan, pihaknya lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit ini. Alhasil, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) mikro sebesar 1,23% atau senilai Rp 1,12 triliun di kuartal kedua. KUR, pesaing utama Bankir beralasan, program kredit usaha rakyat (KUR) berbunga 7% menjadi penyebab penurunan kredit mikro. Bambang Setiawan, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY bilang, penurunan mikro karena debitur BPD pindah ke KUR. Akibatnya, kredit mikro di BPD DIY turun 5% di kuartal kedua. Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) sengaja tak menyalurkan kredit mikro. Rudy Santoso, Direktur BCA mengatakan, agar dapat bermain di segmen mikro ini harus memperkuat jaringan, infrastruktur dan sistem baru.