Bank cari alternatif fee based income di 2017



JAKARTA. Perbankan mulai gencar mencari alternatif pendapatan di luar pendapatan bunga. Hal ini dilakukan seiring dengan potensi meningkatnya transaksi dari digital banking.

Selain itu bankir juga mengantisipasi penurunan margin akibat proyeksi suku bunga rendah ke depan. Salah satu strategi yang diambil bankir adalah dengan menggenjot pendapatan non bunga dari fee based income.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya. Tahun depan memproyeksi pendapatan dari fee based bisa tumbuh 19% sampai 21% secara tahunan atau year on year (yoy). “Bank Mandiri akan melakukan pendekatan lebih khususnya ke nasabah wholesale,” ujar Rohan Hafas Sekretaris Perusahaan Mandiri, kepada KONTAN Senin (19/12).


Sebagai info, sampai kuartal III-2016, mayoritas pendapatan Mandiri dari fee based mayoritas didapat dari cash recovery, administration fee, pendapatan forex, dan transaksi transfer dan ritel.

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan fee based income tumbuh 52% yoy menjadi Rp 3,6 triliun. “Diharapkan pada 2017, total pendapatan fee based minimal bisa 10% dari total pendapatan BRI,” ujar Direktur Konsumen BRI Sis Apik Wijayanto kepada KONTAN, Selasa (20/12).

Untuk meningkatkan fee based BRI mengandalkan beberapa bisnis seperti transaction banking, bisnis internasional, investment service, dan bisnis keagenan. Untuk transaction banking kontribusinya diharapkan lebih dari 50% dari total fee based income BRI.

Adapun PT Maybank Indonesia Tbk akan mengoptimalkan fee based income dari transaksi dan trading. “Kami juga bekerja sama dengan institusi keuangan dalam dan luar negeri untuk memperluas jaringan layanan remittance serta pemanfaatan jaringan CIMB Group untuk memperoleh potensi bisnis di wilayah ASEAN,” ujar Wan Razly Direktur Strategy and Finance PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini