Bank Central Asia (BBCA) jadi saham yang paling banyak dijual asing sejak awal tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan jual yang melanda pasar saham domestik kian masif. Selama sepekan saja, sebanyak Rp 3,07 triliun dana asing kabur dari pasar saham Indonesia.

Bahkan sejak awal tahun atau secara year-to-date, aksi jual bersih (net sell) yang terjadi di pasar reguler mencapai Rp 12,88 triliun. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang aksi jual bersihnya paling jumbo. Tercatat, net sell saham BBCA mencapai Rp 4,6 triliun sejak awal tahun.

Menyusul BBCA, ada saham perbankan pelat merah yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Sejak awal tahun, dana asing yang menguap dari saham BBNI mencapai Rp 2,01 triliun.


Baca Juga: Dana asing Rp 12,88 triliun kabur dari pasar saham Indonesia sejak awal tahun

Saham perbankan pelat merah lainnya, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham urutan ketiga yang paling banyak dibuang asing sejak awal tahun. Adapun net sell yang terjadi di saham BBRI mencapai Rp 1,22 triliun.

Di urutan keempat, ada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 952,8 miliar sejak awal tahun.

Melengkapi lima besar saham yang paling banyak diobral asing sejak awal tahun adalah saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Tercatat, sebanyak 895,6 miliar dana asing telah menguap dari saham emiten barang konsumsi ini.

Baca Juga: IHSG mulai menapak di zona hijau, masih turun 14,52% sepekan

Melengkapi klasemen sepuluh besar saham-saham dengan net sell terbesar adalah sebagai berikut :

6. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), net sell Rp 561,9 miliar 7. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), net sell Rp 527,4 miliar 8. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), net sell Rp 479,9 miliar 9. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), net sell Rp 424,4 miliar 10. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), net sell Rp 230,2 miliar

Baca Juga: Terpopuler: Waktu yang tepat beli emas, Rupiah bergerak ke level terburuk

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, aksi jual bersih yang melanda saham-saham tersebut lebih disebabkan adanya rebalancing portofolio. Sebab, menurut Hendriko saham-saham tersebut memiliki kapitalisasi besar dan cukup berpengaruh terhadap indeks.

Adapun asing mulai beralih ke instrumen investasi lain seperti kas atau setara kas dan melepas instrumen investasi yang dinilai lebih berisiko seperti saham. “Jadi, jika asing ingin melepas kepemilikan atas aset-aset di pasar saham, saham-saham tersebut pasti banyak dilepas karena kepemilikan mereka pun cukup besar di saham-saham tersebut,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id.

Terkait aksi jual bersih yang dilakukan investor asing, Hendriko menilai hal ini terjadi akibat adanya sentimen penyebaran Covid-19. Adapun aksi obral saham oleh investor asing ini bakal mereda seiring dengan meredanya penyebaran virus corona di tanah air.

Baca Juga: Simak tips menjaga kesehatan mental di tengah virus corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati