Bank Central Asia (BBCA) optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh 12% Pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) optimistis penyaluran kredit bisa tembus hingga 12% pada tahun ini.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengaku akan mempertahankan target pertumbuhan kredit sekitar 9%-12% pada tahun ini. 

Hal ini seiring dengan peluang kredit korporasi yang  bisa meningkat ke depannya.


"Mengenai target kita tidak akan ubah, sekarang ini memang target kredit kita di kisaran 9%-12%. Bisa di katakan year end misalnya ada peningkatan pesat terutama dari korporasi,” kata Jahja dalam konferensi pers kinerja perseroan, Senin (24/7).

Baca Juga: Hati-hati, Kartu Kredit Semakin Rawan Dibobol

Di sisi lain, ia menilai kredit dari segmen lainnya tidak akan tiba-tiba mengalami pertumbuhan. Namun, untuk kredit korporasi mungkin saja terjadi pertumbuhan yang signifikan.

“Jadi memang untuk kredit korporasi kalau yang lalu kita lihat project-project infrastruktur yang untuk jalan tol, pelabuhan, dan power plant itu cukup besar permintaannya dan bukan hanya dari sektor swasta, terlebih dari BUMN, cuma memang kita lihat di awal tahun hingga Juni ini sektor itu kurang berkembang seperti tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga semester I/2023 total kredit BCA tumbuh 9% menjadi Rp 735,93 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 711,26 triliun. Kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM.

Baca Juga: BCA Tepis Dugaan Kebocoran Data Terkait Kartu Kredit

Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0% YoY menjadi Rp114,57 triliun, serta KKB yang naik 19,2% YoY menjadi Rp 51,43 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4% YoY menjadi Rp 14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9% YoY menjadi Rp 183,86 triliun.

Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% YoY mencapai Rp 219,18 triliun. Kredit korporasi juga naik 5,1% YoY mencapai Rp 326,02 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli