KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) telah menyalurkan kredit senilai Rp 835,7 triliun pada kuartal I-2024, atau naik 17,1% secara tahunan (YoY). Adapun, kenaikan kredit tersebut turut didongkrak konsumsi masyarakat yang semakin membaik. Secara rinci, Kredit korporasi tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp 125,2 triliun. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp 110,4 triliun. Sementara itu, kredit konsumer juga meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp59,8 triliun, serta kenaikan
outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun.
Baca Juga: Moncer, Laba Bersih BCA Melonjak 11,7% Menjadi Rp 12,9 Triliun di Kuartal I-2024 Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja melihat sepanjang periode tiga bulan pertama tahun 2024 ini akibat adanya peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya selama periode Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Selain itu, Jahja bilang minat kredit konsumer terjaga dengan baik, tercermin dari tingginya antusiasme pengunjung BCA Expoversary 2024 yang berlangsung secara offline pada 29 Februari–3 Maret 2024, dan online sampai akhir April 2024. “Hingga akhir Maret, total aplikasi KPR dan KKB pada BCA Expoversary 2024 telah mencapai lebih dari Rp30 triliun, dan diharapkan terus bertambah hingga penutupan nanti,” ujarnya. Untuk sektor-sektor berkelanjutan, penyaluran kredit BCA pada Maret 2024 tumbuh 9,1% YoY, menyentuh Rp 197,4 triliun. Capaian tersebut setara dengan 23,5% dari total portofolio pembiayaan yang dimilik BCA.
Jahja menambahkan dalam rangka terus mendorong penyaluran kredit ke sektor ini, BCA memberikan promo suku bunga kredit bagi debitur komersial dan UKM yang bergerak dalam Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan. Pertumbuhan kredit BCA PUN diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I-2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9%. “Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masingmasing 220,3% dan 71,9%,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .