JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) nampaknya harus memutar otak. Pemangkasan dana transfer daerah dari pemerintah pusat sebesar Rp 68,8 triliun memaksa bank daerah untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana pemerintah daerah (pemda). Bank daerah juga memprediksi, simpanan pemda bakal menyusut signifikan di kuartal IV ini lantaran mulai dicairkan untuk sejumlah proyek yang mulai bergulir. Sejumlah BPD bakal berebut dana murah untuk mengatasi ketatnya likuiditas di akhir tahun. BPD Jawa Timur (Bank Jatim) misalnya. Head of Corporate Secretary Division Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha mengatakan, saat ini porsi dana pemda di Bank Jatim sebesar 45% dari total dana pihak ketiga (DPK).
"Jumlah ini turun dari semester I yang sebesar 55% dari total DPK,” ujar Ferdian kepada KONTAN, Senin, (17/10). Per September 2016, rasio likuiditas (LDR) Bank Jatim tercatat 71%. Bank Jatim menargetkan rasio LDR berada di kisaran 83% di akhir tahun melalui sederet strategi. Pertama, gencar sosialisasi ke nasabah baru, terutama sosialisasi tabungan di sekolah. Kedua, kerjasama
merchant bagi nasabah prioritas. Setali tiga uang, Bank Jabar Banten pun bertekad bulat untuk mengurangi ketergantungan likuiditas pada dana pemda. Saat ini, dana pemda menyumbang sebesar 40% dari total pundi-pundi DPK Bank Jabar. Ahmad Irfan Direktur Utama Bank Jabar bilang, dalam jangka panjang perseroan terus meningkatkan dana murah (CASA) untuk mengamankan likuiditas. "Kami sudah memulainya dengan memperbanyak jenis produk tabungan dan giro," ujar Ahmad. Nia Kania, Direktur Keuangan Bank Jabar mengatakan, pihaknya membidik kerjasama dengan kementerian seperti Kementerian Agama serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang. "Kami mengincar dana sertifikasi dan dana pengelolaan gaji PNS yang dikelola kementerian," ujar Nia. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) menempuh strategi sama. Demi menghadang pengetatan likuiditas pada kuartal IV, Bank Sumsel Babel memacu pengumpulan giro dan tabungan dengan beberapa program khusus.
Muhammad Adil, Direktur Utama Bank Sumsel Babel mengatakan, pihaknya melakukan kerjasama dengan perbankan dan lembaga keuangan lain untuk meraih likuiditas dalam jangka pendek. Bank Sumsel Babel juga menawarkan nasabah dengan iming-iming bunga deposito menarik. Sampai akhir 2016, LDR Bank Sumsel Babel ditargetkan sebesar 89%. Asal tahu saja, sebanyak 24 bank daerah sepakat membentuk perjanjian Global Master Repurchase Agreement (GMRA) di awal September lalu. Kesepakatan ini merupakan upaya untuk memperluas diversifikasi pendanaan jangka pendek melalui repurchase agreement (repo). Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LDR bank daerah tercatat 77,13% per Juli 2016, naik dari posisi 71,01% di Juli 2015. Pengetatan likuiditas ini dipicu susutnya porsi deposito sebesar Rp 12,21 triliun menjadi Rp 17,03 triliun per Juli 2016. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini