Bank daerah bersih-bersih kredit bermasalah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) mulai aktif bersih-bersih kredit bermasalah alias non performing loan (NPL). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per Maret 2018 total NPL BPD sebesar 3,3%. Itu jauh lebih baik dibanding NPL periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,7%.

Bila dirinci, mayoritas NPL tersebut berasal dari sektor produktif mencapai 77,41% dari total NPL BPD. Rasio NPL sektor ini tercatat masih tinggi yaitu di level 8,88% per Maret 2018. Namun, bila dibandingkan dari posisi akhir Maret 2017 yang sempat menyentuh 10,68%, itu sudah jauh membaik.

Sejumlah BPD telah mengatur ulang penyaluran kredit guna mengurangi NPL di sektor produktif tersebut. Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) misalnya, sudah menerapkan strategi penagihan harian kredit serta melaksanakan penyelesaian kredit melalui penjualan agunan baik dengan cara sukarela ataupun lelang eksekusi hak tanggungan.


"Kami juga bekerjasama dengan kantor kuasa hukum rekanan untuk melakukan somasi ataupun langkah litigasi lainnya yang dianggap perlu," ungkap Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten, Rabu (6/6).

Bank ini ini juga tengah berupaya merestrukturisasi kredit bermasalah dan mengembangkan aplikasi untuk menunjang kegiatan penagihan maupun penyelesaian kredit di lapangan.

"Mayoritas NPL Bank Banten itu (NPL) lama, kami menggunakan sistem teknologi informasi (TI) dalam penagihan ke debitur," imbuhnya.

Lewat langkah ini, Fahmi yakin NPL gross Bank Banten dapat ditekan hingga 4% pada akhir tahun. Sementara NPL net dipatok 3,41% di akhir 2018. Adapun, sampai akhir April 2018, Bank Banten mencatat NPL gross di posisi 5,84% dan NPL net 4,78%.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil juga menuturkan NPL di Mei 2018 sudah turun ke level 2,21% dibanding NPL di akhir Desember 2017 yang di 3,14%. "Kredit bermasalah berasal dari debitur-debitur lama kami, saat ini tengah dibenahi," ujarnya, Rabu (6/6).

Adapun NPL PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) per akhir Mei 2018 berada di level 5%.Jumlah tersebut belum banyak berubah dari posisi akhir Maret 2018 di posisi 5,17%.

Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menjelaskan, pertumbuhan bisnis bank belum optimal dan masih ada sisa penagihan kredit yang belum tuntas .Untuk menekan laju NPL, Bank Sumut mulai menggeser penyaluran kredit dari semula sektor produktif ke sektor konsumtif dan korporasi seperti kredit sindikasi dan infrastruktur.

Dengan strategi tersebut harapannya pada akhir 2018 NPL Bank Sumut dapat turun ke level 3,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini