JAKARTA. Permodalan yang minim tentu akan menjadi batu sandungan di kala bank ingin berekspansi. Karena itulah, bank pembangunan daerah (BPD) tengah gencar menambah modalnya. Apalagi, saat ini, masih banyak bank daerah bermodal mini. Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mencatat, hingga September 2013, masih ada 13 BPD memiliki modal di bawah Rp 1 triliun. Padahal, dalam cetak biru BPR Regional Champion, BPD harus memiliki rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 15%. Pada akhir tahun 2014, BPD ditargetkan memiliki modal inti di atas Rp 1 triliun. Ketua Asbanda Eko Budiwiyono mengatakan, masih banyak BPD kesulitan menambah permodalan. Sebab, penambahan modal tak bisa dilepaskan dari kemampuan anggaran masing-masing daerah. "Kalau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) besar, pemerintah daerah tak akan kesulitan menambah modal BPD setempat," kata Eko, yang juga menjabat Direktur Utama Bank DKI.
Bank daerah gencar tambah permodalan
JAKARTA. Permodalan yang minim tentu akan menjadi batu sandungan di kala bank ingin berekspansi. Karena itulah, bank pembangunan daerah (BPD) tengah gencar menambah modalnya. Apalagi, saat ini, masih banyak bank daerah bermodal mini. Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mencatat, hingga September 2013, masih ada 13 BPD memiliki modal di bawah Rp 1 triliun. Padahal, dalam cetak biru BPR Regional Champion, BPD harus memiliki rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 15%. Pada akhir tahun 2014, BPD ditargetkan memiliki modal inti di atas Rp 1 triliun. Ketua Asbanda Eko Budiwiyono mengatakan, masih banyak BPD kesulitan menambah permodalan. Sebab, penambahan modal tak bisa dilepaskan dari kemampuan anggaran masing-masing daerah. "Kalau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) besar, pemerintah daerah tak akan kesulitan menambah modal BPD setempat," kata Eko, yang juga menjabat Direktur Utama Bank DKI.