Bank daerah mengandalkan consumer



JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengandalkan kredit konsumer untuk mencetak rapor kinerja kinclong di tahun ini. Sebagai bank resmi pemerintah daerah, BPD membidik nasabah dengan berbagai tawaran produk konsumsi.

Ferdian Satyagraha,Head of Corporate SecretaryBank Jawa Timur menyatakan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit konsumer di kisaran sebesar 11,75 %-12,5 % di tahun ini. Menurut dia, peluang kenaikan kredit segmen ini besar karena pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk di Jawa Timur khususnya, digerakkan oleh sektor konsumsi.

Senada, Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI mengatakan, kredit konsumer menjadi perhatian karena prospek kredit konsumsi akan mengikuti kondisi ekonomi Indonesia. Sektor kredit properti akan menjadi andalan di kredit konsumer, kata Sigit kepada KONTAN, Rabu (1/3).


Di bisnis kredit properti, bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini, fokus mengucurkan kredit pemilikan rumah (KPR) kepada nasabah yang memiliki rekening gaji (payroll), khususnya para pegawai Pemprov DKI.

Wajar saja, sumber pembayaran dari gaji memungkinkan Bank DKI melakukan auto debit terhadap rekening debitur. Dus, risiko terjadinya kredit bermasalah akan lebih rendah dan lebih terkontrol.

Dobel digit

Selain KPR, yang menjadi incaran Bank DKI pada kredit konsumer adalah kredit tanpa agunan (KTA). Segmen kredit ini permintaannya juga tinggi di Bank DKI.

Dengan dorongan kredit konsumer, Kami target pertumbuhan kredit tahun ini tumbuh sesuai proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 9%-12%, tambah Sigit.

Untuk mengimbangkan portofolio kredit, Bank DKI juga akan mengalirkan kredit ke segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM), kredit komersial dan korporasi seperti pembangunan konstruksi di DKI Jakarta.

Informasi saja, Bank DKI mencatat penurunan kredit sebesar 0,58% menjadi Rp 20,42 triliun per November 2016 secara tahunan (year on year/yoy).

Setali tiga uang, BPD Banten punya ambisi besar di segmen kredit konsumer. Hal ini seiring dengan ditunjuknya bank berkode BEKS ini sebagai bank pembayaran gaji pegawai Pemprov Banten.

Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Bisnis I Bank Banten mengatakan, pada akhir 2017 ini target penyaluran kredit konsumer sebesar Rp 2,8 triliun. Kredit konsumer ini terdiri dari 65% untuk kredit karya Banten bagi PNS dan 35% untuk kredit pensiunan.

Bisnis konsumer Bank Banten baru dimulai sejak November 2016 seiring dengan ditunjuknya bank sebagai pembayar gaji pegawai pemprov, ujar Fahmi.

Salah satu strategi mendorong kredit konsumer yaitu dengan meningkatkan penyaluran kredit menggunakan pola channeling. Pada akhir Februari 2017 lalu misalnya, Bank Banten mengucurkan kredit dengan pola channeling sebesar Rp 100 miliar dengan menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Raya.

Harapan Bank Banten, berkembangnya bisnis konsumer bisa meningkatkan dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah sehingga tidak hanya tergantung dari uang milik Pemprov Banten.

Per akhir Januari 2017, Bank Banten masih mencatatkan penurunan kredit sebesar 16,3% menjadi Rp 3,2 triliun, namun DPK naik 5,47% menjadi Rp 4,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie