JAKARTA. Beberapa bank pembangunan daerah (BPD) sudah menyiapkan beberapa strategi untuk memacu kinerja di semester 2 2017. Hal ini lantaran pada kuartal 2 2017 kinerja industri BPD tidak optimal. Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2017, kinerja BPD tidak mengalami kenaikan signifikan. Dari sisi kredit, BPD hanya mencatat pertumbuhan 8,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan laba bank daerah hanya tumbuh 2,4% menjadi Rp 4,3 triliun yoy. Meskipun demikian, seiring dengan belanja pemerintah daerah yang lebih besar di semester 2, bank daerah berharap bisa mendorong kinerja bank daerah. Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim mengatakan untuk meningkatkan kinerja di semester 2 bank akan fokus ke kredit produktif. “Kredit produktif ini di antaranya disektor kontruksi, infrastruktur dan multiguna,” ujar Ferdian kepada KONTAN, Selasa (11/7). Masuknya bank berkode BJTM ke kredit konstruksi dan infrastruktur ini seiring dengan masifnya proyek pemerintah di sektor ini. Beberapa pembiayaan yang diincar diantaranya adalah terkait sektor kontruksi pemerintah provinsi dan infrastruktur jalan tol dan rumah sakit. Untuk kredit multiguna, Bank Jatim juga mengincar pembiayaan kepada beberapa perusahaan pemerintah. Per Mei 2017, Bank Jatim mencatat realisasi laba sebesar 22,3% secara yoy. Edie Rizliyanto, Direktur Utama Bank Sumut mengatakan untuk meningkatkan kinerja di semester 2 bank akan masuk ke kredit sindikasi. “Kredit pensiun juga akan kami perbesar porsinya,” ujar Edie kepada KONTAN, Selasa (11/7). Sampai akhir 2017, Bank Sumut memproyeksi kredit bisa tumbuh 9% secara tahunan dan laba bisa mencapai Rp 535 miliar. Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten mengatakan pada semester 2 2017 bank akan memperbanyak pembiayaan untuk pegawai negeri di provinsi Banten. “Kami juga akan melakukan efisiensi cabang,” ujar Fahmi kepada KONTAN. Walaupun kinerja keuangan per April 2017 masih rugi, sampai akhir 2017 bank berkode BEKS ini berharap laba sebesar Rp 5 miliar. Hal ini salah satunya didukung dari bank Banten yang sudah mulai mengelola kas daerah sebagai giro.
Bank daerah pacu kinerja di semester 2
JAKARTA. Beberapa bank pembangunan daerah (BPD) sudah menyiapkan beberapa strategi untuk memacu kinerja di semester 2 2017. Hal ini lantaran pada kuartal 2 2017 kinerja industri BPD tidak optimal. Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2017, kinerja BPD tidak mengalami kenaikan signifikan. Dari sisi kredit, BPD hanya mencatat pertumbuhan 8,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan laba bank daerah hanya tumbuh 2,4% menjadi Rp 4,3 triliun yoy. Meskipun demikian, seiring dengan belanja pemerintah daerah yang lebih besar di semester 2, bank daerah berharap bisa mendorong kinerja bank daerah. Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim mengatakan untuk meningkatkan kinerja di semester 2 bank akan fokus ke kredit produktif. “Kredit produktif ini di antaranya disektor kontruksi, infrastruktur dan multiguna,” ujar Ferdian kepada KONTAN, Selasa (11/7). Masuknya bank berkode BJTM ke kredit konstruksi dan infrastruktur ini seiring dengan masifnya proyek pemerintah di sektor ini. Beberapa pembiayaan yang diincar diantaranya adalah terkait sektor kontruksi pemerintah provinsi dan infrastruktur jalan tol dan rumah sakit. Untuk kredit multiguna, Bank Jatim juga mengincar pembiayaan kepada beberapa perusahaan pemerintah. Per Mei 2017, Bank Jatim mencatat realisasi laba sebesar 22,3% secara yoy. Edie Rizliyanto, Direktur Utama Bank Sumut mengatakan untuk meningkatkan kinerja di semester 2 bank akan masuk ke kredit sindikasi. “Kredit pensiun juga akan kami perbesar porsinya,” ujar Edie kepada KONTAN, Selasa (11/7). Sampai akhir 2017, Bank Sumut memproyeksi kredit bisa tumbuh 9% secara tahunan dan laba bisa mencapai Rp 535 miliar. Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten mengatakan pada semester 2 2017 bank akan memperbanyak pembiayaan untuk pegawai negeri di provinsi Banten. “Kami juga akan melakukan efisiensi cabang,” ujar Fahmi kepada KONTAN. Walaupun kinerja keuangan per April 2017 masih rugi, sampai akhir 2017 bank berkode BEKS ini berharap laba sebesar Rp 5 miliar. Hal ini salah satunya didukung dari bank Banten yang sudah mulai mengelola kas daerah sebagai giro.