JAKARTA. Di tengah perlambatan kredit, harapan perbankan mempercantik laba bertumpu pada pos kredit mikro. Maklum, kredit yang menggarap kaum wong cilik ini memiliki margin tinggi.Kendati menjanjikan laba tebal, membesarkan kredit mikro tidak semudah membalikan tangan. Risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi momok menakutkan. Coba lihat Bank Danamon. Mengacu laporan keuangan Danamon, bisnis mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) mencatatkan NPL sebesar 5,8% di akhir kuartal I 2014. Angka itu naik tipis dibandingkan sebelumnya, yaitu 5,7%. Rapor NPL ini merupakan yang tertinggi dibandingkan bisnis perbankan mikro lain. Sebagai gambaran, NPL Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya 1,33%. Sementara, NPL kredit mikro Bank Mandiri sekitar 3,19%.
Bank Danamon bekerja keras di kredit mikro
JAKARTA. Di tengah perlambatan kredit, harapan perbankan mempercantik laba bertumpu pada pos kredit mikro. Maklum, kredit yang menggarap kaum wong cilik ini memiliki margin tinggi.Kendati menjanjikan laba tebal, membesarkan kredit mikro tidak semudah membalikan tangan. Risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi momok menakutkan. Coba lihat Bank Danamon. Mengacu laporan keuangan Danamon, bisnis mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) mencatatkan NPL sebesar 5,8% di akhir kuartal I 2014. Angka itu naik tipis dibandingkan sebelumnya, yaitu 5,7%. Rapor NPL ini merupakan yang tertinggi dibandingkan bisnis perbankan mikro lain. Sebagai gambaran, NPL Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya 1,33%. Sementara, NPL kredit mikro Bank Mandiri sekitar 3,19%.