JAKARTA. Bank Danamon melalui Yayasan Danamon Peduli (Danamon Peduli) hari ini menggelar diskusi terbatas sebagai kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2014. Tujuannya memberikan dukungan pada pemerintah untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap keberadaan dan kelangsungan pasar rakyat. Diskusi terbatas digelar di Gedung Dewan Pers, Jakarta dengan pembicara yaitu Sri Agustina, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan; Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI); Restu Pratiwi, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli. Menurut Restu Pratiwi, Direktur Eksekutif dan Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli mengatakan sebagai salah satu institusi keuangan di Indonesia yang memiliki fokus program pasar rakyat, sudah sepatutnya Danamon memiliki kepedulian terhadap keberadaan dan kelangsungan pasar rakyat. "Selain melalui program pendampingan Program Pasar Sejahtera (Sehat, Hijau, Bersih Terawat), Danamon dan Adira melalui Yayasan Danamon Peduli juga turut mengampanyekan peran pasar rakyat sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia," kata Restu di Jakarta, Senin (22/12). Berdasarkan Data Kementerian Perdagangan tahun 2011 mencatat 12,5% penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rakyat atau setara dengan lebih dari 30 juta jiwa rakyat Indonesia yang masih menggantungkan nasibnya di pasar rakyat. Angka tersebut belum termasuk keluarga pedagang yang harus dihidupinya. Di sisi lain, banyaknya jumlah pedagang yang bermata pencarian di pasar rakyat membuktikan bahwa pasar merupakan salah satu penyedia lapangan pekerjaan yang mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Menurut data Nielsen tahun 2013, menunjukkan jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Tahun 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, tahun 2009 berjumlah 13.450 dan tahun 2011 berjumlah 9.950. Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis, di mana pasar rakyat hanya -8,1% sementara pasar modern 31,4%.
Bank Danamon dukung pengembangan pasar rakyat
JAKARTA. Bank Danamon melalui Yayasan Danamon Peduli (Danamon Peduli) hari ini menggelar diskusi terbatas sebagai kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2014. Tujuannya memberikan dukungan pada pemerintah untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap keberadaan dan kelangsungan pasar rakyat. Diskusi terbatas digelar di Gedung Dewan Pers, Jakarta dengan pembicara yaitu Sri Agustina, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan; Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI); Restu Pratiwi, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli. Menurut Restu Pratiwi, Direktur Eksekutif dan Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli mengatakan sebagai salah satu institusi keuangan di Indonesia yang memiliki fokus program pasar rakyat, sudah sepatutnya Danamon memiliki kepedulian terhadap keberadaan dan kelangsungan pasar rakyat. "Selain melalui program pendampingan Program Pasar Sejahtera (Sehat, Hijau, Bersih Terawat), Danamon dan Adira melalui Yayasan Danamon Peduli juga turut mengampanyekan peran pasar rakyat sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia," kata Restu di Jakarta, Senin (22/12). Berdasarkan Data Kementerian Perdagangan tahun 2011 mencatat 12,5% penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rakyat atau setara dengan lebih dari 30 juta jiwa rakyat Indonesia yang masih menggantungkan nasibnya di pasar rakyat. Angka tersebut belum termasuk keluarga pedagang yang harus dihidupinya. Di sisi lain, banyaknya jumlah pedagang yang bermata pencarian di pasar rakyat membuktikan bahwa pasar merupakan salah satu penyedia lapangan pekerjaan yang mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Menurut data Nielsen tahun 2013, menunjukkan jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Tahun 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, tahun 2009 berjumlah 13.450 dan tahun 2011 berjumlah 9.950. Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis, di mana pasar rakyat hanya -8,1% sementara pasar modern 31,4%.