KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DBS Indonesia meningkatkan penyalurakan pembiayaan berkelanjutan. Selama 2022, Bank DBS Indonesia telah mencatatkan lebih dari Rp 1 triliun kerja sama pendanaan proyek berbasis environmental, social, and governance (ESG). Misalnya, DBS Indonesia mengucurkan pembiayaian pengembangan sumber energi terbarukan berbasis biomassa senilai US$ 27,5 juta kepada PT Jaya Bumi Paser. Juga ada pendanaan modal kerja dengan limit mencapai Rp 500 miliar untuk PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery). Director of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie menambahkan, Bank DBS berkomitmen mencapai target emisi nol bersih dengan mengajak, memberikan stimulasi, dan membantu nasabah korporasi dalam melakukan percepatan transisi ekonomi hijau.
"Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan transisi hijau dengan didukung oleh kebijakan, perencanaan keuangan yang tepat, dan inovasi contohnya dalam memanfaatkan platform digital serta kolaborasi multi dan lintas sektoral,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Jumat (17/2).
Baca Juga: Laba DBS Group Melonjak 68% di Kuartal IV-2022 Secara group, Bank DBS memahami keberhasilan mencapai ambisi emisi nol bersih juga bergantung pada keberhasilan para klien dan nasabah dalam menjalankan rencana transisi. Bank DBS mencanangkan serangkaian skenario berwawasan ke depan untuk tindakan yang mungkin dilakukan oleh nasabah ataupun debitur dalam merealisasikan agenda target emisi nol bersih. Sejumlah skenario yang disiapkan meliputi investasi yang dapat dilakukan ke dalam teknologi dan kegiatan, divestasi yang bertanggung jawab, dan penguatan teknologi Carbon Capture Utility Storage (CCUS). Di samping itu, Bank DBS melihat perjalanan menuju emisi nol bersih bersama dengan klien dari berbagai negara membutuhkan strategi yang kontekstual untuk dunia yang lebih baik. Chief Executive Officer Bank DBS Piyush Gupta mengatakan komitmen Bank DBS terhadap NZE 2050 adalah langkah proaktif perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah dan masyarakat. “Target dekarbonisasi akan berperan sebagai panduan untuk pembiayaan kami ke emisi nol bersih melalui perubahan yang terukur,” ujar Piyush Gupta. Bank DBS menetapkan target dekarbonisasi yang berfokus pada sektor daya, minyak dan gas (migas), otomotif, aviasi, ekspedisi, baja, real estate, serta untuk sasaran cakupan data meliputi pangan dan agribisnis, juga bahan kimia. Kesembilan sektor dekarbonisasi yang menjadi sasaran Bank DBS sejauh ini merupakan deretan institusi yang menghasilkan emisi terbesar dari portofolio Bank DBS. Di antara sejumlah sektor itu, migas merupakan salah satu sektor yang mendapat sorotan. Pasalnya sektor ini tengah dituntut untuk menghasilkan energi yang lebih bersih. Oleh sebab itu, Bank DBS menargetkan pengurangan emisi absolut dari pendanaan di sektor migas sebesar 28 persen di 2030 mendatang. Bank DBS juga memahami aspirasi nasabah yang juga memperhatikan isu lingkungan. Sejak April 2019 yang lalu, Bank DBS sudah menegaskan komitmennya terhadap pembiayaan berkelanjutan dengan tidak lagi menyalurkan kredit untuk batu bara. Kebijakan ini dilakukan secara bertahap oleh Bank DBS dan berjalan beriringan dengan strategi untuk meningkatkan dukungan anggaran terhadap sektor energi terbarukan, yakni sebesar S$5,9 miliar pada 2021 dari S$4,2 miliar pada 2020.
Dari segi internal, Bank DBS berkomitmen untuk mencapai operasional emisi nol bersih di seluruh bank pada akhir 2022. Hal ini berkaitan dengan komitmen pada akhir 2021 lalu, di mana seluruh pemasok baru Bank DBS telah menandatangani komitmennya terhadap DBS sustainability sourcing principles. Selain itu, Bank DBS menetapkan target dekarbonisasi yang mencakup kegiatan pasar modal. Secara keseluruhan, terdapat S$ 686 miliar aset bank yang diikutkan per Desember dan pinjaman pelanggan sebesar S$ 409 miliar. Adapun, portofolio keuangan berkelanjutan Bank DBS sejauh ini juga telah mencapai S$ 52,7 miliar per 30 Juni 2022, melampaui target S$ 50 miliar jauh sebelum 2024.
Baca Juga: DBS Gandeng KreditPro Sediakan Supply Chain Financing bagi UMKM Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat