Bank DBS Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II 2024 sebesar 4,9%



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank The Development Bank of Singapore (DBS) meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II 2024 akan mengalami perlambatan. Alhasil, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% yang diusung pemerintah kemungkinan tidak akan tercapai.

Ekonom Senior Bank DBS, Radhika Rao menyampaikan, perekonomian Indonesia pada semester II 2024 akan tumbuh lebih lambat dari semester I 2024 karena tak lagi terdorong oleh adanya pemilihan umum (pemilu), momentum hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri.

Meskipun pada semester II 2024 ini ada momentum pemilihan kepala-wakil kepala daerah (pilkada), namun dorongannya ke pertumbuhan ekonomi tak akan sebesar pemilu.


“Jadi pertumbuhan ekonomi semester II 2024 diproyeksikan 4,9%, dan pada akhir tahun akan sebesar 4,9%-5%,” tutur Radhika dalam sesi diskusi bersama media, Selasa (6/8).

Baca Juga: Badai PHK dan Kontraksi Manufaktur Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Adapun Radhika menyampaikan, pemerintahan baru kedepan mempunyai banyak pekerjaan rumah (PR) jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi diatas 5%.

Pertama, mendorong investasi di sektor manufaktur, dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) mineral Indonesia yang melimpah. Misalnya dengan mengembangkan hilirisasi.

Meski begitu, Ia berharap pemerintah Indonesia tidak hanya berpaku pada sektor hilirisasi saja, melainkan bisa mengembangkan investasi dari sektor manufaktur lainnya.

Kedua, mendorong investasi di sumber daya manusia (SDM). Radhika menyebut investasi di sektor ini tidak hanya dengan mengembangkan kemampuan dan keterampilan pekerja saja. Namun juga harus dibarengi dengan produktivitas, pendidikan, dan kesehatan, sehingga pekerja di Indonesia bisa lebih kompetitif lagi.

Baca Juga: Industri Pengolahan Sokong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2024

Ketiga, pemerintah harus mengembangkan investasi secara keseluruhan lebih tinggi lagi. Menurutnya dengan meningkatkan investasi maka akan sekaligus mendapatkan kepercayaan dari sektor swasta.

“Jadi mungkin belanja pemerintah mungkin lebih diarahkan untuk yang mengarahkan investasi, sehingga bisa juga meningkatkan daerah baik dari asing maupun domestik di swastanya untuk berinvestasi juga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Radhika memperkirakan jika pemerintah berhasil mendorong tiga hal penting tersebut, maka setidaknya pertumbuhan ekonomi di kisaran 6% hingga 7% dapat tercapai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih