JAKARTA. Bank Dinar Indonesia menargetkan penyaluran kredit tahun ini bisa mencapai Rp 900 miliar. Target ini lebih tinggi dibanding target yang tercantum dalam rencana bisnis bank (RBB) Bank Dinar tahun ini yang mencapai Rp 800 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Bank Dinar per September 2014, kredit yang disalurkan mencapai Rp 698,24 miliar. Tumbuh 47,46% secara year on year (yoy) dibanding akhir September 2013 Rp 473,49 miliar. “Sementara hingga akhir Oktober lalu, kredit yang kami salurkan sudah mencapai Rp 720 miliar. Makanya kami optimistis sehingga target kami naikkan jadi Rp 850 miliar – Rp 900 miliar di akhir tahun ini,” kata Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar, saat dihubungi KONTAN, Selasa (11/11). Hendra optimistis target penyaluran kredit yang dinaikkan pada tahun ini bisa dicapai Bank Dinar. Sebab potensi kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjadi andalan masih sangat besar meskipun ekonomi nasional melambat. “Saat ini kredit UKM sekitar 54% dari portofolio kredit kami. Sisanya adalah kredit komersial pada perusahaan yang agak besar,” pungkas Hendra.
Bank Dinar targetkan kredit capai Rp 900 miliar
JAKARTA. Bank Dinar Indonesia menargetkan penyaluran kredit tahun ini bisa mencapai Rp 900 miliar. Target ini lebih tinggi dibanding target yang tercantum dalam rencana bisnis bank (RBB) Bank Dinar tahun ini yang mencapai Rp 800 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Bank Dinar per September 2014, kredit yang disalurkan mencapai Rp 698,24 miliar. Tumbuh 47,46% secara year on year (yoy) dibanding akhir September 2013 Rp 473,49 miliar. “Sementara hingga akhir Oktober lalu, kredit yang kami salurkan sudah mencapai Rp 720 miliar. Makanya kami optimistis sehingga target kami naikkan jadi Rp 850 miliar – Rp 900 miliar di akhir tahun ini,” kata Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar, saat dihubungi KONTAN, Selasa (11/11). Hendra optimistis target penyaluran kredit yang dinaikkan pada tahun ini bisa dicapai Bank Dinar. Sebab potensi kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjadi andalan masih sangat besar meskipun ekonomi nasional melambat. “Saat ini kredit UKM sekitar 54% dari portofolio kredit kami. Sisanya adalah kredit komersial pada perusahaan yang agak besar,” pungkas Hendra.