JAKARTA. PT Bank DKI membukukan pertumbuhan yang gemilang sepanjang sepuluh bulan terakhir. Direktur Pemasaran Bank DKI (Plt Dirut Bank DKI) Mulyatno Wibowo mengatakan, pertumbuhan laba perusahaannya mencapai 120% yaitu dari Rp140 miliar per Oktober 2009 menjadi Rp 329 miliar per Oktober 2010. Mulyatno mengatakan peningkatan laba terutama terjadi dalam tiga bulan terakhir yaitu sejak bulan Agustus, September, dan Oktober 2010. "Bulan Juli lalu laba kami hanya mencapai Rp176 miliar. Pertumbuhan yang signifikan pada tiga bulan terakhir terutama karena efisiensi yang kami lakukan,” ujarnya di sela acara penyerahan hadiah pemenang Tabungan Simpeda Nasional, Selasa (9/11). Sejak tiga bulan terakhir itulah Bank DKI memilih mengalihkan kelebihan dana yang ditempatkan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil (yield) lebih tinggi. "Kami juga menekan biaya operasional sehingga rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (bopo) dari 89,35% menjadi 79,85%. Kami ingin biaya-biaya itu harus berdaya guna. Itulah mengapa bopo juga bisa ditekan. Jujur saja, selama semester I tahun ini, biaya-biaya yang kami keluarkan cukup besar,” paparnya. Sampai akhir tahun ini, Bank DKI mengincar perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp425 miliar hingga Rp 450 miliar atau bisa tumbuh sekitar 52,7% dibandingkan perolehan laba tahun lalu yang hanya mencapai Rp 201 miliar. Terkait dengan total aktiva perseroan, per Oktober 2010 mencapai Rp 17,87 triliun atau naik sekitar Rp 2,97 trilun dari periode yang sama tahun lalu."Kami punya kesempatan dua bulan lagi untuk meningkatkan kinerja sampai dengan akhir 2010,” katanya. Sampai dengan Oktober 2010, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp8,5 triliun, tumbuh sekitar 21% secara year to date (ytd) dari Rp7 triliun pada 2009. Muljanto memperkirakan total penyaluran kredit sampai dengan akhir tahun dapat mencapai Rp 9 triliun. Selanjutnya, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 3,67%, jauh lebih rendah dibandingkan NPL sebelumnya sebesar 6,59%. Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan Oktober 2010 mencapai Rp14,62 triliun, bertambah Rp2,6 triliun dari periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan DPK kami memang tidak signifikan karena dana-dana dari pemerintah daerah banyak juga yang dicairkan untuk realisasi proyek-proyek," paparnya. Nah terkait dengan ketentuan LDR 78%, pihak Bank DKI berupaya untuk memenuhinya secara bertahap. Saat ini LDR perseroan sebesar 58,13% sampai akhir tahun ini diupayakan bisa mencapai 64%. "Tentu kami harus melakukan ekspansi kredit sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar selama dua bulan ini," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank DKI bukukan kenaikan laba 120%
JAKARTA. PT Bank DKI membukukan pertumbuhan yang gemilang sepanjang sepuluh bulan terakhir. Direktur Pemasaran Bank DKI (Plt Dirut Bank DKI) Mulyatno Wibowo mengatakan, pertumbuhan laba perusahaannya mencapai 120% yaitu dari Rp140 miliar per Oktober 2009 menjadi Rp 329 miliar per Oktober 2010. Mulyatno mengatakan peningkatan laba terutama terjadi dalam tiga bulan terakhir yaitu sejak bulan Agustus, September, dan Oktober 2010. "Bulan Juli lalu laba kami hanya mencapai Rp176 miliar. Pertumbuhan yang signifikan pada tiga bulan terakhir terutama karena efisiensi yang kami lakukan,” ujarnya di sela acara penyerahan hadiah pemenang Tabungan Simpeda Nasional, Selasa (9/11). Sejak tiga bulan terakhir itulah Bank DKI memilih mengalihkan kelebihan dana yang ditempatkan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil (yield) lebih tinggi. "Kami juga menekan biaya operasional sehingga rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (bopo) dari 89,35% menjadi 79,85%. Kami ingin biaya-biaya itu harus berdaya guna. Itulah mengapa bopo juga bisa ditekan. Jujur saja, selama semester I tahun ini, biaya-biaya yang kami keluarkan cukup besar,” paparnya. Sampai akhir tahun ini, Bank DKI mengincar perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp425 miliar hingga Rp 450 miliar atau bisa tumbuh sekitar 52,7% dibandingkan perolehan laba tahun lalu yang hanya mencapai Rp 201 miliar. Terkait dengan total aktiva perseroan, per Oktober 2010 mencapai Rp 17,87 triliun atau naik sekitar Rp 2,97 trilun dari periode yang sama tahun lalu."Kami punya kesempatan dua bulan lagi untuk meningkatkan kinerja sampai dengan akhir 2010,” katanya. Sampai dengan Oktober 2010, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp8,5 triliun, tumbuh sekitar 21% secara year to date (ytd) dari Rp7 triliun pada 2009. Muljanto memperkirakan total penyaluran kredit sampai dengan akhir tahun dapat mencapai Rp 9 triliun. Selanjutnya, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 3,67%, jauh lebih rendah dibandingkan NPL sebelumnya sebesar 6,59%. Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan Oktober 2010 mencapai Rp14,62 triliun, bertambah Rp2,6 triliun dari periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan DPK kami memang tidak signifikan karena dana-dana dari pemerintah daerah banyak juga yang dicairkan untuk realisasi proyek-proyek," paparnya. Nah terkait dengan ketentuan LDR 78%, pihak Bank DKI berupaya untuk memenuhinya secara bertahap. Saat ini LDR perseroan sebesar 58,13% sampai akhir tahun ini diupayakan bisa mencapai 64%. "Tentu kami harus melakukan ekspansi kredit sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar selama dua bulan ini," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News