JAKARTA. Guna meningkatkan efisiensi sekaligus menekan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Bank DKI mengurangi mesin ATM miliknya. Akhir tahun lalu, bank yang mayoritas sahamnya milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini memiliki 318 ATM, per Juni 2012 lalu, "pasukan" ATM Bank DKI tinggal 296 unit. Dalam kunjungan ke KONTAN, Kamis (2/8), Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, mengaku pihaknya tengah menerapkan efisiensi untuk menekan biaya operasional. Soalnya, BOPO Bank DKI tercatat di level 76,10% per semester I 2012. Angka itu naik tipis ketimbang posisi Juni 2011 sebesar 76,04%. Bank pembangunan daerah ini ingin mencatatkan angka BOPO 75% pada akhir tahun nanti, Salah satu caranya ya itu, melalui penghematan biaya operasional mesin ATM. "Ada yang ditutup, ada yang direlokasi ke pusat-pusat keramaian bisnis," ujarnya.
Bank DKI kurangi dan merelokasi ATM
JAKARTA. Guna meningkatkan efisiensi sekaligus menekan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Bank DKI mengurangi mesin ATM miliknya. Akhir tahun lalu, bank yang mayoritas sahamnya milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini memiliki 318 ATM, per Juni 2012 lalu, "pasukan" ATM Bank DKI tinggal 296 unit. Dalam kunjungan ke KONTAN, Kamis (2/8), Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, mengaku pihaknya tengah menerapkan efisiensi untuk menekan biaya operasional. Soalnya, BOPO Bank DKI tercatat di level 76,10% per semester I 2012. Angka itu naik tipis ketimbang posisi Juni 2011 sebesar 76,04%. Bank pembangunan daerah ini ingin mencatatkan angka BOPO 75% pada akhir tahun nanti, Salah satu caranya ya itu, melalui penghematan biaya operasional mesin ATM. "Ada yang ditutup, ada yang direlokasi ke pusat-pusat keramaian bisnis," ujarnya.