KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DKI berhasil menjaga tetap menjaga kecukupan modal meskipun ada tekanan pandemi selama dua tahunan. Per September 2022, rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan tercatat sebesar 23,56%. Direktur Ritel & Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi mengatakan, CAR tersebut tergolong tinggi. Rasio pengungkit Bank DKI juga tercatat paling sehat jika dibandingkan dengan
peers yang dapat digunakan untuk mendukung strategi ekspansi. "Melalui kecukupan modal tersebut, Bank DKI dapat menyalurkan kredit namun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," kata Babay dalam keterangan resminya, Kamis (10/11).
Baca Juga: Laba Bersih Bank DKI Tumbuh 28,83% Hingga Kuartal III-2022 Dengan kemampuan mempertahankan tingginya kecukupan modal di tengah pandemi, Bank DKI berhasil meraih penghargaan
The Strongest Big Regional Bank by Capital. Menurut Babay, capaian itu merupakan simbol optimisme atas capaian kinerja yang diraih oleh seluruh insan Bank DKI. Babay Parid mengungkapkan bahwa dalam menghadapi tahun 2023, Bank DKI telah menyiapkan strategi transformasi di beberapa lini, yakni transformasi bisnis, transformasi IT, dan transformasi sumber daya manusia. Adapun hal ini dilakukan dalam menjaga pertumbuhan bisnis Bank DKI. Bank DKI melakukan transformasi digital landing, sekarang menyalurkan kredit multiguna dan kredit micro bisa di lakukan secara online. Di bidang SDM kita bahkan membentuk learning center untuk menggodok SDM Bank DKI. Senada dengan Babay Parid, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi turut menyampaikan, sampai dengan kuartal III-2022, Bank DKI membukukan pertumbuhan Laba bersih sebesar 28,83% (YoY), dari semula sebesar Rp564 miliar pada September 2021, menjadi sebesar Rp726 miliar pada September 2022. Selain itu, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 26,82% (YoY), dari sebelumnya Rp36,9 triliun di September 2021 menjadi Rp46,7 triliun pada September 2022. Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio
Non-Performing Loan (NPL)
gross dari semula 2,93% pada September 2021, menjadi 1,81% pada September 2022 dengan
Loan at Risk (LAR) 13,68% yang sebelumnya 17,32% di periode sama tahun lalu.
Baca Juga: Nasabah Bank DKI Bisa Setor dan Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Arie menyampaikan bahwa Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 29,51%, dari semula sebesar Rp47,1 triliun pada September 2021, menjadi sebesar Rp60,9 triliun pada September 2022. Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan total aset sebesar 26,90% dari semula Rp59,29 triliun pada September 2021, menjadi Rp75,24 triliun pada September 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto