JAKARTA. Perbankan terus memutar otak untuk mempercantik kinerjanya. Di tengah kondisi likuiditas yang seret dan lesunya perekonomian, bank memilih menggenjot transaksi saluran elektronik atawa e-channel. Ini adalah sumber pemasukan bank untuk meraih pendapatan nonbunga alias fee based income. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank pelat merah ini memacu transaksi e-channel dengan berbagai jurus. Yang terbaru adalah membeli satelit untuk menopang transaksi e-channel.Bagi BRI, e-channel adalah bisnis masa depan. Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, mengatakan, dalam tempo lima tahun terakhir, transaksi melalui e-channel tumbuh pesat. Hingga akhir Maret lalu, rata-rata transaksi harian melalui e-channel BRI mencapai 3,2 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi teller atau kantor cabang BRI. Padahal, pada akhir tahun 2009, rasionya masih 0,5 kali. Layanan e-channel BRI tersebut ditopang oleh fasilitas infrastrukturnya, yaitu sebanyak 104.752 unit mesin ATM dan mesin electronic data capture (EDC).
Tidak cuma bank kakap sekelas BRI, bank kelas menengah pun membidik pendapatan dari tren perkembangan pesat teknologi informasi. Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank International Indonesia (BII), mengatakan, BII fokus menggenjot nasabah ritel maupun korporasi dalam bertransaksi e-channel. "Peningkatan transaksi e-channel tidak hanya memberikan fee based tapi juga mengurangi biaya operasional sehingga lebih efisien," imbuhnya. Saat ini, sekitar 70% transaksi nasabah BII melalui e-channel. Transaksi paling ramai via mobile banking. Terus naik