WASHINGTON. Bank Dunia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan kawasan Pasifik akan melemah akibat perlambatan ekonomi Negeri Panda. Hal itu diungkapkan Bank Dunia dalam laporannya bertajuk East Asia and Pacific Economic Update. Menurut Bank Dunia, jika China tidak dimasukkan dalam hitungan, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik rata-rata akan melaju 4,8% tahun ini serta 4,9% pada 2017 dan 2018. Sedangkan di 2015, pertumbuhannya sebesar 4,7%.
Pertumbuhan akan dipimpin oleh negara-negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, meskipun outlook bagi setiap negara bervariasi. Hal itu tergantung dari hubungan perdagangan dan finansial dengan negara maju dan China, termasuk ketergantungan mereka terhadap ekspor komoditas. Ekonomi Filipina dan Vietnam memiliki prospek yang lebih baik dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Prediksi Bank Dunia, masing-masing negara akan tumbuh lebih dari 6% pada tahun ini. Indonesia sendiri diprediksi hanya akan mencatatkan pertumbuhan 5,1% di 2016 dan 5,3% di 2017, jika kebijakan reformasi yang dilakukan sukses dan program investasi publik diimplementasikan. Selain itu, pertumbuhan di Asia Timur dan Pasifik masih tetap bertahan. Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi China tahun ini berada di level 6,7% dan 6,5% pada tahun depan. Di 2015, pertumbuhannya diprediksi 6,9%.