JAKARTA. Meski ada optimisme pemerintahan baru bakal membawa sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia, namun untuk tahun ini sepertinya ekonomi Indonesia masih belum mampu tumbuh pesat. Target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 sebesar 5,5% diperkirakan tidak akan tercapai. Bahkan, Bank Dunia (World Bank) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,3% menjadi hanya 5,2%. Ekonom Utama Bank Dunia Untuk Indonesia Ndiame Diop menuturkan, secara umum ada optimisme perbaikan ekonomi global di tahun ini. Bank Dunia meramal ekonomi global tahun ini hanya tumbuh sebesar 2,4%, lebih tinggi dari tahun lalu yang sekitar 1,9%. Membaiknya ekonomi global ini otomatis bakal mendorong permintaan ekspor dari berbagai negara, terutama negara-negara berkembang. Seharusnya, Indonesia bisa terdorong dengan adanya perbaikan permintaan ini. Sayangnya, kata Ndiame, ada beberapa faktor yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya, lantaran penurunan harga komoditas global masih berlanjut. Padahal, "Ekspor Indonesia didominasi oleh komoditas, yakni sekitar 64%," jelasnya, Senin (21/7). Alhasil, kata dia kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melorot.
Bank Dunia: ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% di 2014
JAKARTA. Meski ada optimisme pemerintahan baru bakal membawa sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia, namun untuk tahun ini sepertinya ekonomi Indonesia masih belum mampu tumbuh pesat. Target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 sebesar 5,5% diperkirakan tidak akan tercapai. Bahkan, Bank Dunia (World Bank) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,3% menjadi hanya 5,2%. Ekonom Utama Bank Dunia Untuk Indonesia Ndiame Diop menuturkan, secara umum ada optimisme perbaikan ekonomi global di tahun ini. Bank Dunia meramal ekonomi global tahun ini hanya tumbuh sebesar 2,4%, lebih tinggi dari tahun lalu yang sekitar 1,9%. Membaiknya ekonomi global ini otomatis bakal mendorong permintaan ekspor dari berbagai negara, terutama negara-negara berkembang. Seharusnya, Indonesia bisa terdorong dengan adanya perbaikan permintaan ini. Sayangnya, kata Ndiame, ada beberapa faktor yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya, lantaran penurunan harga komoditas global masih berlanjut. Padahal, "Ekspor Indonesia didominasi oleh komoditas, yakni sekitar 64%," jelasnya, Senin (21/7). Alhasil, kata dia kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melorot.