Bank Dunia: Kerusakan Fisik yang Dialami Ukraina Senilai US$60 Miliar



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Bank Dunia David Malpass pada hari Kamis (21/4) melaporkan bahwa kerusakan fisik yang dialami Ukraina hingga saat ini nilainya mencapai US$60 miliar. Mengingat perang masih berlangsung, nilai kerusakannya bisa terus meningkat di kemudian hari.

"Tentu saja perang masih berlangsung, sehingga biayanya akan meningkat," kata Malpass, seperti dikutip Reuters.

Lebih lanjut, pada konferensi Bank Dunia tentang kebutuhan bantuan keuangan Ukraina, Malpass mengatakan bahwa rancangan bantuan yang disiapkan untuk menangani kerusakan fisik belum termasuk biaya ekonomi yang meningkat selama perang.


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang hadir secara virtual pada konferensi tersebut turut menguraikan biaya dan kebutuhan pembiayaan yang jauh lebih besar untuk memulihkan negaranya.

Baca Juga: Peringatan PBB: Perang di Ukraina Bisa Menghancurkan Banyak Negara Miskin

Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina setidaknya membutuhkan US$7 miliar per bulan untuk menebus kerugian ekonomi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke negaranya. Bahkan Zelenskyy menaksir Ukraina membutuhkan ratusan miliar dolar untuk membangun kembali semua kerusakan.

"Komunitas global perlu segera mengeluarkan Rusia dari lembaga keuangan internasional, termasuk Bank Dunia dan IMF dan yang lainnya. Semua negara harus siap untuk memutuskan semua hubungan dengan Rusia," kecam Zelenskyy.

Zelenskyy juga menyerukan negara-negara yang telah memberlakukan sanksi dan membekukan aset Rusia untuk menggunakan uangnya untuk membantu Ukraina dan membayar kerugian yang diderita oleh negara lain.

Baca Juga: Negara Barat Ancam Lakukan Walk-Out Jika Rusia Tetap Diundang ke KTT G20

Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan PDB Ukraina bisa turun 30% hingga 50% akibat perang. Bahkan kerugian langsung dan tidak langsung yang dialami negaranya telah mencapai US$560 miliar hingga saat ini.

Berdasarkan data Bank Dunia, jumlah kerugian itu setara dengan tiga kali kemampuan ekonomi Ukraina yang pada tahun 2020 senilai US$155,5 miliar.

Shmyhal menambahkan bahwa Ukraina akan membutuhkan rencana pembangunan kembali yang serupa dengan Rencana Marshall yang diberlakukan pasca-Perang Dunia II. Program itu pada masanya mampu membantu membangun kembali Eropa setelah perang.