Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan India menjadi 6% di tahun fiskal ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan India menjadi 6% di tahun fiskal ini, turun dari 7,5%. Hal ini seiring dengan peringatan perlambatan parah di sektor keuangan.

Dalam perkiraan terakhirnya di bulan April, bank mengatakan bahwa prospek ekonomi India kuat dan memperkirakan pertumbuhan 7,5% selama tahun fiskal berjalan yang dimulai pada bulan April.

Tetapi ekonomi terbesar ketiga Asia saat ini tumbuh pada laju paling lambat dalam enam tahun terakhir. Tumbuh hanya 5% pada kuartal April-Juni, terpukul oleh permintaan konsumen yang lesu dan penurunan belanja pemerintah.


Baca Juga: Siapkan skema restrukturisasi, Duniatex pertimbangkan IPO

Output industri India juga menyusut cepat dalam lebih dari enam tahun. Bahkan, banyak langkah yang dilakukan pemerintah pemerintah setempat belum mendukung adanya pemulihan.

Untuk memulai ekonomi, bank sentral India telah memangkas suku bunga lima kali di tahun ini. Pembuat kebijakan menurunkan perkiraan pertumbuhannya menjadi 6,1% dari 6,9% pada awal bulan ini.

Pekan lalu, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service menurunkan perkiraan pertumbuhannya India menjadi 5,8% untuk tahun fiskal berjalan dari 6,2%. Pertumbuhan yang lemah akan menghambat rencana konsolidasi fiskal pemerintah.

Baca Juga: Ekonomi China tertekan, Indef: Target pertumbuhan Indonesia semakin menantang

Perkiraan terbaru Bank Dunia juga menggarisbawahi kekhawatiran serupa terkait dengan perlambatan pertumbuhan dan keputusan New Delhi untuk memangkas tarif pajak perusahaan, yang akan menelan biaya sekitar 1,5 triliun rupee dalam pendapatan pajak.

"Sementara pihak berwenang telah menunjukkan komitmen yang teguh untuk kehati-hatian fiskal, perlambatan pertumbuhan yang signifikan serta pemotongan pajak yang dilakukan untuk mengatasinya datang dengan risiko yang lebih tinggi dari penurunan fiskal," bunyi laporan bank Dunia.

Bank Dunia mengatakan mereka mengharapkan ekonomi India akan pulih secara bertahap, tumbuh 6,9% pada tahun fiskal 20/21 mulai April mendatang.

Editor: Handoyo .