Bank Dunia menaikkan target pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik jadi 6,3%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik untuk 2018. Dengan catatan, negara-negara kawasan ini masih dianggap perlu mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat dan menyiapkan antisipasi fiskal yang lebih besar untuk mencegah risiko jangka pendek.

Mengutip Reuters, Kamis (12/4), lembaga pemberi pinjaman yang berbasis di Washington ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang sedang berkembang, termasuk China, bisa mencapai 6,3%. Perkiraan ini naik dari sebelumnya 6,2% pada Oktober lalu.

Bank Dunia sebelumnya juga menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi China tahun ini menjadi 6,5% dari perkiraan Oktober sebesar 6,4%. Alasannya, investasi China kian diimbangi konsumsi domestik yang semakin membaik dan disertai oleh kebijakan yang fokus pada perlambatan ekspansi kredit.


Peningkatan prospek perkonomian Asia Timur dan Pasifik ini juga didukung oleh, "Pemulihan kondisi ekonomi global yang berkelanjutan dan permintaan domestik yang kuat," kata Bank Dunia, seperti dikutip Reuters.

Namun, Bank Dunia tetap mendesak pembuat kebijakan di negara Asia Timur dan Pasifik untuk mengantisipasi risiko jangka pendek. Risiko tersebut terkait dengan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan di negara-negara maju dan kemungkinan eskalasi ketegangan perdagangan. Terutama, bagi negara-negara dengan tingkat utang yang tinggi atau pertumbuhan kredit yang cepat.

Kawasan Asia Timur dan Pasifik juga perlu mengatasi prospek pertumbuhan moderat dalam jangka menengah, termasuk dengan memperdalam integrasi perdagangan di tengah ancaman lanjutan terhadap sistem perdagangan global,

Bank Dunia menyarankan untuk memperkuat mekanisme Masyarakat Ekonomi ASEAN, Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, serta Belt & Road Initiative China.

"Peningkatan daya saing menjadi penting bagi negara-negara di kawasan ini sebagai upaya menyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang berlangsung di lanskap manufaktur dengan evolusi teknologi," kata Bank Dunia.

Editor: Wahyu T.Rahmawati