Bank Dunia Mengerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Asia Selatan



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia Selatan menjadi 6,4% pada tahun 2024 dari perkiraan sebelumnya sebesar 6%. Bank Dunia melihat permintaan domestik di India cukup kuat dan pemulihan ekonominya yang lebih cepat di negara-negara yang dilanda krisis seperti Sri Lanka dan Pakistan.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi India untuk tahun fiskal saat ini, yang berakhir pada Maret 2025 menjadi 7% secara tahunan, naik dari perkiraan April sebesar 6,6%, dibantu oleh pemulihan dalam hasil pertanian dan peningkatan konsumsi swasta.

"Anda memiliki kelas konsumen yang sedang berkembang di India yang mendorong ekonomi lebih maju. Pemulihan krisis di Sri Lanka dan Pakistan juga lebih cepat dipimpin oleh pariwisata di Nepal dan Bhutan," Martin Raiser, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Selatan kepada Reuters.


Baca Juga: Bank Dunia Ungkap Berbagai Risiko Global yang Bisa Berdampak pada Indonesia

Revisi ke atas tersebut menegaskan Asia Selatan sebagai kawasan ekonomi berkembang yang tumbuh paling cepat menurut Bank Dunia. Pemberi pinjaman yang berkantor pusat di Washington tersebut memproyeksikan Asia Selatan akan mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 6,2% per tahun selama dua tahun berikutnya.

Raiser mengatakan ada potensi kenaikan yang signifikan terhadap pertumbuhan dengan integrasi yang lebih besar dari negara-negara Asia Selatan ke dalam ekonomi global, tetapi negara-negara perlu tetap menjalankan program reformasi ekonomi untuk mempertahankan momentum.

Pada Rabu (10/10), bank sentral India mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB sebesar 7,2% untuk tahun fiskal saat ini dan mengubah sikap kebijakannya menjadi netral.

Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Pakistan akan tumbuh sebesar 2,8% pada tahun fiskal saat ini yang dimulai pada bulan Juli, meningkat dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,3%. Pemulihan ekonomi dibantu oleh pemulihan di bidang manufaktur dan pelonggaran kebijakan moneter.

Sri Lanka, yang tengah berjuang keluar dari gagal bayar utang negara dan krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, mengalami revisi kenaikan terbesar, dengan pertumbuhan yang diharapkan mencapai 4,4% tahun ini dan 3,5% pada tahun 2025.

Perkiraan pertumbuhan Nepal dinaikkan menjadi 5,1% dari 4,6% untuk tahun fiskal 2024/2025 yang dimulai pertengahan Juli, dan Bhutan menjadi 7,2% dari 5,7%.

Baca Juga: Airlangga Minta AIIB Perluas Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Namun perkiraan pertumbuhan Bangladesh diturunkan menjadi 4% dari 5,7% untuk tahun fiskal 2024/2025 pada periode Juli hingga Juni, yang mencerminkan perlambatan ekspor garmen di tengah kerusuhan sosial baru-baru ini.

Bank Dunia merekomendasikan kawasan tersebut untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan dari saat ini terendah secara global yaitu 32%. Meningkatkan lapangan kerja di kalangan perempuan ke tingkat yang sebanding dengan lapangan kerja di kalangan laki-laki dapat meningkatkan output hingga setengahnya dalam jangka panjang menurut laporan Bank Dunia.

"Membawa lebih banyak perempuan ke dalam angkatan kerja dapat menambah potensi produksi secara signifikan," kata Raiser.

Editor: Avanty Nurdiana