Bank Dunia: Negara berkembang Asia harus hati-hati



JAKARTA. Laporan terbaru Bank Dunia menilai prospek pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia Timur akan tetap positif untuk tiga tahun mendatang. Namun, kawasan ini perlu memasang posisi kehati-hatian makroekonomi untuk mengatasi risiko besar.

Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengatakan, masih ada risiko dari domestik dan global bagi kawasan ini mengingat adanya potensi penyesuaian suku bunga di Amerika Serikat, sentimen proteksionisme di beberapa negara maju, ekspansi kredit yang cepat dan tingkat utang yang tinggi di beberapa negara Asia Timur.

Untuk itu, Bank Dunia merekomendasikan pembuat kebijakan agar fokus pada tata kelola makroekonomi yang penuh kehati-hatian serta memastikan neraca fiskal yang berkelanjutan untuk jangka menengah.


"Untuk mempertahankan ketangguhan ini, negara-negara tersebut harus mengurangi kerentanan fiskal dan pada saat yang sama meningkatkan mutu belanja pemerintah, serta memperkuat integrasi regional dan global," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/4).

Ekonom Utama Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty menambahkan, pembuat kebijakan harus memprioritaskan kebijakan yang mengatasi kebijakan global yang dapat mengancam ketersediaan dan biaya keuangan eksternal, serta pertumbuhan ekspor.

“Perlu ada upaya untuk memperkuat kebijakan dan kerangka insititusional untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas," kata Shetty dalam video conference di kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis.

Secara keseluruhan, perekonomian negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan naik menjadi 6,2% pada 2017 dan sebesar 6,1% di 2018.

Menurut dia, pertumbuhan di kawasan ini akan terus didukung oleh permintaan domestik yang kuat, termasuk dari publik dan investasi swasta. Tren ini akan didorong oleh kenaikan ekspor secara bertahap, seiring dengan pemulihan perekonomian berkembang.

Adapun kebijakan yang kuat serta kenaikan proyeksi perekonomian global secara bertahap telah membantu negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik untuk mempertahankan pertumbuhan dan menurunkan kemiskinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini