KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia meyakini neraca transaksi berjalan Indonesia pada tahun 2022 akan kembali mencetak surplus. Dalam laporan
Indonesia Economic Prospects edisi Desember 2022, Bank Dunia memperkirakan surplus neraca transaksi berjalan sebesar 0,9% dari produk domestik bruto (PDB). Ini lebih tinggi dari surplus neraca transaksi berjalan tahun 2021 yang pada waktu itu sebesar 0,3% dari PDB.
Baca Juga: Ekonom Ramal Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut pada Kuartal IV 2022 Surplus neraca transaksi berjalan ini didorong oleh harga komoditas yang tinggi, sehingga mendongkrak kinerja ekspor. Tak hanya ekspor komoditas, ekspor non komoditas seperti kendaraan, mesin elektrik, serta alas kaki dan pakaian pun juga mencatat kinerja yang ciamik. Perkiraan Bank Dunia ini juga sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI). Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan surplus neraca transaksi berjalan 2022 berada di kisaran 0,4% dari PDB hingga 1,2% dari PDB. Lebih lanjut, Bank Dunia melihat neraca transaksi berjalan Indonesia akan berbalik defisit pada tahun 2023. Lembaga tersebut memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan atau
current account deficit (CAD) pada tahun depan diperkirakan sebesar 0,1% dari pdb
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Diperkirakan Melemah Hingga Kuartal I-2023 Bank Dunia mengungkapkan CAD ini menunjukkan kinerja impor yang meningkat pada tahun 2023.
Namun, ini tak melulu kabar buruk. Pasalnya, kenaikan impor ini justru menunjukkan adanya kenaikan permintaan domestik. Selain itu, CAD pada tahun 2023 juga menandakan kinerja ekspor barang komoditas akan menurun. Ini seiring dengan normalisasi harga komoditas global. Ke depan, Bank Dunia pun memperkirakan CAD akan terus terjadi dan makin melebar. Pada tahun 2024, CAD diramal sebesar 0,5% PDB dan pada tahun 2025, CAD mencapai 1,2% dari PDB. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli