JAKARTA. Prediksi sejumlah lembaga internasional tidak menggoyahkan pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% pada 2013 mendatang. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati masih yakin target itu tercapai.Anny mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk mencapai target itu. Diantaranya, pemerintah berharap anggaran belanja bisa melampaui Rp 200 triliun karena ada tambahan dari optimalisasi maupun dari rencana pengalihan anggaran subsidi listrik ke infrastruktur. "Sehingga kami berharap pertumbuhan ekonomi bisa didorong salah satunya dari investasi pemerintah," katanya, Senin (8/10).Pemerintah juga yakin penanaman modal asing langsung (FDI) masih bakal deras di tahun 2013. Data tahun 2011 dan 2012 menunjukkan tren pertumbuhan FDI cukup tinggi sehingga hal ini kemungkinan besar bakal berlanjut pada tahun 2013. Anny beralasan, penanaman modal di sektor industri sifatnya jangka panjang sehingga masih cukup besar dan bisa mendorong ekonomi.Anny juga yakin daya beli masyarakat di dalam negeri masih cukup tinggi sehingga mendorong konsumsi domestik. Nah, pada tahun 2013 nanti pemerintah akan melanjutkan berbagai program sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) untuk bisa mempertahankan daya beli masyarakat.Dengan angka inflasi yang terjaga rendah, Anny yakin target pertumbuhan ekonomi 6,8% pada tahun 2013 bisa tercapai. Tapi, "Kami juga terus memonitor seluruh risiko karean ekonomi dunia khususnya Amerika Serikat dan Eropa juga terus bergerak," katanya.Semula beberapa lembaga internasional seperti Bank Dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi akibat ketidakpastian ekonomi global. Bank Dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik dari 7,6% menjadi 7,2% untuk tahun 2012 dan naik menjadi 7,6% pada tahun 2013. Dalam laporan yang dirilis Senin (8/10), Bank Dunia mengungkapkan ekonomi Asia Timur dan Pasifik pada tahun 2012 akan melemah menjadi 7,2%. Penyebabnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang dipicu oleh melemahnya permintaan ekspor dari pasar global. Di luar itu, pemulihan ekonomi di AS dan krisis Eropa yang berjalan lambat juga mendorong pelemahan ekonomi di Asia Pasifik.Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh 6,1% pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 6,3% pada tahun 2013. Meski begitu, pemerintah masih optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 6,8% pada 2013.Hanya saja, Bank Dunia melihat permintaan domestik di beberapa negara di Asia Pasifik masih cukup kuat sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonominya. Sementara itu di beberapa negara berkembang seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia, selain konsumsi domestik yang masih tinggi, pertumbuhan investasi juga naik drastis, dan ikut berkontribusi pada pertumbuhan ekonominya.Kuatnya permintaan domestik ini membuat pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik kembali bangkit. Pada tahun 2013, Bank Dunia melihat ekonomi Asia Pasifik akan kembali meningkat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7,6%. Selain konsumsi domestik yang masih kuat, membaiknya perdagangan internasional juga mengkontribusi perbaikan pertumbuhan ekonomi ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Dunia revisi proyeksi, pemerintah tetap yakin
JAKARTA. Prediksi sejumlah lembaga internasional tidak menggoyahkan pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% pada 2013 mendatang. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati masih yakin target itu tercapai.Anny mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk mencapai target itu. Diantaranya, pemerintah berharap anggaran belanja bisa melampaui Rp 200 triliun karena ada tambahan dari optimalisasi maupun dari rencana pengalihan anggaran subsidi listrik ke infrastruktur. "Sehingga kami berharap pertumbuhan ekonomi bisa didorong salah satunya dari investasi pemerintah," katanya, Senin (8/10).Pemerintah juga yakin penanaman modal asing langsung (FDI) masih bakal deras di tahun 2013. Data tahun 2011 dan 2012 menunjukkan tren pertumbuhan FDI cukup tinggi sehingga hal ini kemungkinan besar bakal berlanjut pada tahun 2013. Anny beralasan, penanaman modal di sektor industri sifatnya jangka panjang sehingga masih cukup besar dan bisa mendorong ekonomi.Anny juga yakin daya beli masyarakat di dalam negeri masih cukup tinggi sehingga mendorong konsumsi domestik. Nah, pada tahun 2013 nanti pemerintah akan melanjutkan berbagai program sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) untuk bisa mempertahankan daya beli masyarakat.Dengan angka inflasi yang terjaga rendah, Anny yakin target pertumbuhan ekonomi 6,8% pada tahun 2013 bisa tercapai. Tapi, "Kami juga terus memonitor seluruh risiko karean ekonomi dunia khususnya Amerika Serikat dan Eropa juga terus bergerak," katanya.Semula beberapa lembaga internasional seperti Bank Dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi akibat ketidakpastian ekonomi global. Bank Dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik dari 7,6% menjadi 7,2% untuk tahun 2012 dan naik menjadi 7,6% pada tahun 2013. Dalam laporan yang dirilis Senin (8/10), Bank Dunia mengungkapkan ekonomi Asia Timur dan Pasifik pada tahun 2012 akan melemah menjadi 7,2%. Penyebabnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang dipicu oleh melemahnya permintaan ekspor dari pasar global. Di luar itu, pemulihan ekonomi di AS dan krisis Eropa yang berjalan lambat juga mendorong pelemahan ekonomi di Asia Pasifik.Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh 6,1% pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 6,3% pada tahun 2013. Meski begitu, pemerintah masih optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 6,8% pada 2013.Hanya saja, Bank Dunia melihat permintaan domestik di beberapa negara di Asia Pasifik masih cukup kuat sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonominya. Sementara itu di beberapa negara berkembang seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia, selain konsumsi domestik yang masih tinggi, pertumbuhan investasi juga naik drastis, dan ikut berkontribusi pada pertumbuhan ekonominya.Kuatnya permintaan domestik ini membuat pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik kembali bangkit. Pada tahun 2013, Bank Dunia melihat ekonomi Asia Pasifik akan kembali meningkat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7,6%. Selain konsumsi domestik yang masih kuat, membaiknya perdagangan internasional juga mengkontribusi perbaikan pertumbuhan ekonomi ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News