Bank Dunia sebut ekonomi global tahun ini merosot paling dalam sejak Perang Dunia II



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pandemi corona (Covid-19) merontokkan perekonomian dunia. Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global pada tahun ini akan mengalami kontraksi terbesar sejak Perang Dunia II.

Di saat yang sama, produksi negara-negara berkembang akan menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir akibat wabah Covid-19, mengurangi pendapatan dan mengantarkan jutaan orang ke jurang kemiskinan.

Baca Juga: Wall Street menguat lebih dari 1%, Nasdaq cetak rekor tertinggi


Produk domestik bruto (PDB) global mungkin akan menyusut 5,2% pada tahun 2020, menurut Bank Dunia dalam laporan tengah tahun Prospek Ekonomi Global, Senin (8/6). Ekonomi negara-negara berkembang akan menyusut 2,5%, angka terburuk berdasarkan data yang mulai tercatat pada 1960.

Pendapatan per kapita akan berkontraksi di lebih dari 90% negara, porsi terbesar sejak 1870. Ceyla Pazarbazioglu, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pemerataan Pertumbuhan, Keuangan dan Institusi menyebutkan, penurunan ini dapat mendorong 70 juta hingga 100 juta orang ke dalam lembah kemiskinan.

Baca Juga: Vietnam meratifikasi kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa

Estimasi terakhir Bank Dunia terhadap kontraksi global jauh di bawah proyeksi Januari yakni tumbuh 2,5%. Bank Dunia bilang, perkiraan penyusutan ekonomi dunia tahun ini merupakan resesi terdalam keempat selama 150 tahun terakhir setelah 1914, 1930-32 dan 1945-46.

"Ini adalah resesi pertama sejak 1870 yang dipicu semata-mata oleh pandemi," kata Pazarbazioglu dalam wawancara kepada jurnalis. Mengingat ketidakpastian ini, kata dia, kemungkinan penurunan peringkat lebih lanjut terhadap prospek ekonomi dunia masih sangat mungkin terjadi.

Menurut Bank Dunia, perekonomian negara maju akan menyusut 7%, dipimpin oleh kontraksi negara di kawasan Uni Eropa sebesar 9,1%.

Baca Juga: Tatanan Perekonomian Global Pasca Korona

Negara-negara berkembang dengan kapasitas perawatan kesehatan terbatas, dengan rantai nilai global yang sangat terintegrasi, tergantung pada pembiayaan asing dan ketergantungan yang besar pada perdagangan internasional, kata Bank Dunia, ekspor komoditas dan pariwisata mungkin menjadi yang paling terpukul.

Akan tetapi, institusi yang berbasis di Washington ini memproyeksikan ekonomi global akan pulih pada 2021, dengan tingkat pertumbuhan 4,2%.

Bank Dunia menyajikan dua skenario alternatif. Apabila wabah Covid-19 bertahan lebih lama dari ekspektasi, maka membutuhkan kelanjutan pembatasan pergerakan, sehingga ekonomi global berpotensi menyusut hampir 8% pada tahun ini.

Baca Juga: Update corona, negara ini klaim berhasil lenyapkan virus corona

Namun jika langkah-langkah pengendalian pergerakan manusia dapat dicabut dalam waktu dekat, maka kontraksi berpotensi menjadi 4%, atau masih dua kali lebih dalam dari krisis keuangan global tahun 2009.

"Resesi global akan lebih dalam jika pandemi memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, atau jika tekanan finansial memicu gagal bayar secara bertingkat," kata Bank Dunia.

Editor: Sandy Baskoro