JAKARTA. Bank Ekonomi Rahardja mengatakan, pemegang sahamnya HSBC, akan memberi suntikan modal Rp 1,2 triliun di semester II tahun ini. Tambahan modal ini akan memperkuat modal Bank Ekonomi agar lebih leluasa dalam ekspansi bisnis. Menurut Tony Turner, Direktur Utama Bank Ekonomi, hingga per Juni 2014, modal inti Bank Ekonomi telah bertambah Rp 1 triliun dibandingkan bulan Juni 2013 yang mencapai Rp 2,67 triliun. "Penambahan modal akan segera dilakukan tahun ini," kata Tony di Jakarta, Jumat (15/8). Tony mengakui, peningkatan penyaluran kredit cukup berat. Dengan situasi ekonomi nasional yang melambat, menggenjot pertumbuhan kredit menjadi tidak mudah. "Makanya target pertumbuhan kredit kami di akhir tahun masih didiskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Tony. Namun dia mengaku, penyaluran kredit disektor konsumer tetap tumbuh dengan baik, terutama sektor properti. Selain itu, sektor industri makanan dan minuman, kimia, transportasi masih memiliki prospek yang bagus. "Intinya kami menghindari pembiayaan di usaha-usaha yang mengandalkan pembelian bahan baku impor dengan menggunakan dollar AS. Karena nilai tukar rupiah masih naik turun," pungkas Tony.
Bank Ekonomi akan dapat modal segar Rp 1,2 triliun
JAKARTA. Bank Ekonomi Rahardja mengatakan, pemegang sahamnya HSBC, akan memberi suntikan modal Rp 1,2 triliun di semester II tahun ini. Tambahan modal ini akan memperkuat modal Bank Ekonomi agar lebih leluasa dalam ekspansi bisnis. Menurut Tony Turner, Direktur Utama Bank Ekonomi, hingga per Juni 2014, modal inti Bank Ekonomi telah bertambah Rp 1 triliun dibandingkan bulan Juni 2013 yang mencapai Rp 2,67 triliun. "Penambahan modal akan segera dilakukan tahun ini," kata Tony di Jakarta, Jumat (15/8). Tony mengakui, peningkatan penyaluran kredit cukup berat. Dengan situasi ekonomi nasional yang melambat, menggenjot pertumbuhan kredit menjadi tidak mudah. "Makanya target pertumbuhan kredit kami di akhir tahun masih didiskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Tony. Namun dia mengaku, penyaluran kredit disektor konsumer tetap tumbuh dengan baik, terutama sektor properti. Selain itu, sektor industri makanan dan minuman, kimia, transportasi masih memiliki prospek yang bagus. "Intinya kami menghindari pembiayaan di usaha-usaha yang mengandalkan pembelian bahan baku impor dengan menggunakan dollar AS. Karena nilai tukar rupiah masih naik turun," pungkas Tony.