Bank gaet MI demi memacu pendapatan komisi



JAKARTA. Pilihan portofolio reksadana bagi para nasabah bank terus bertambah. Perbankan mulai menggaet manajer investasi kenamaan di Indonesia. Tidak hanya itu, berbagai macam fitur pun disiapkan untuk memperkuat daya tarik produk tersebut.

Bank OCBC NISP, misalnya, berencana menambah dua manajer investasi (MI) untuk melengkapi layanan portofolio reksadana. Saat ini, NISP telah bekerjasama dengan tiga MI, yakni Schroder Investment Management, BNP Paribas, dan NISP Asset Management. "Akan ada dua MI lagi. Satu akan kami realisasikan pada Juli, satu lagi Agustus mendatang," tutur Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Banking OCBC NISP, belum lama ini. Namun, Ka Jit enggan membeberkan identitas dua MI itu.

Yang jelas, dua MI tersebut akan semakin melengkapi portofolio reksadana dalam layanan wealth management OCBC. Apalagi, OCBC telah mengembangkan pembelian reksadana melalui e-channel, yakni lewat internet banking dan mobile banking.


Fitur pembelian reksadana melalui e-channel telah meluncur pada Februari lalu. Kini, dari 20.000 nasabah OCBC yang punya reksadana, baru 1.000 nasabah yang memanfaatkan fitur reksadana e-channel. "Perkembangannya cukup bagus, apalagi baru dua bulan berjalan. Tapi, kami masih batasi fitur itu untuk nasabah yang sudah punya reksadana," jelas Ka Jit.

Rencana BTN

Sedangkan Bank Tabungan Negara (BTN) baru berencana memberikan layanan reksadana. Irman Alvian Zahiruddin, Direktur Bisnis BTN, menyebut penjualan reksadana akan melengkapi layanan wealth management yang dikembangkan BTN.

Bank pelat merah ini sudah menyiapkan kerjasama dengan tiga perusahaan asuransi untuk mengembangkan bancassurance. Perusahaan asuransi itu terdiri dari Jiwasraya, Zurich, dan Generali. "BTN juga telah melakukan proses pitching untuk kerjasama dengan manajer investasi penjual reksadana. Kami harapkan paling banyak tiga manajer investasi," ujar Irman.

Adapun Bank Permata terus menggenjot kerjasama dengan manajer investasi. Pada 15 April lalu, Permata menggandeng Ashmore Asset Management dalam kerjasama penjualan reksadana Ashmore Dana Progresif Nusantara.

Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Permata Bank, mengatakan, saat ini Permata telah bekerjasama dengan delapan manajer investasi aktif melalui 35 produk reksadana. Jadi, Permata Bank menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan manajer investasi lainnya. Namun, untuk produk reksadana, Bianto berharap ada tambahan dua hingga tiga produk lagi.

Penjualan reksadana menjadi bagian layanan wealth management untuk memuaskan keinginan nasabah prioritas. Nasabah Permata mempunyai dua pilihan dalam wealth management, yakni asuransi dan portofolio investasi, seperti reksadana dan obligasi pemerintah.

Tak hanya sebagai tambah-an portofolio investasi, kerjasama semacam itu diharapkan dapat mengerek pendapatan berbasis komisi (fee based income). Tahun lalu, pendapatan fee Permata tumbuh 9% menjadi Rp 1,2 triliun. "Tahun ini kami targetkan tumbuh 20%. Meski lebih banyak dikontribusikan transactional banking, kami harap fee income dari wealth management tumbuh 50% tahun ini," tandas Bianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia