Bank Harda tetapkan harga IPO Rp 125 per saham



JAKARTA. PT Bank Harda Internasional Tbk sudah menyelesaikan proses book building penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Bank Harda pun menetapkan harga penawaran saham IPO sebesar Rp 125 per saham.

Harga itu berada di batas tengah dari harga penawaran awal di kisaran Rp 115 - Rp 150 per saham. Saham yang dilepas Bank Harda pun hanya sebesar 800 juta saham atau sekitar 21%. Dalam prospektus awal, jumlah maksimal saham yang berencana dilepas sebesar 25% atau 950 juta saham.

Dengan begitu, Bank Harda bakal mengantongi dana IPO sebesar Rp 100 miliar. Untuk hajatan itu, perseroan menunjuk PT Lautandhana Securindo sebagai penjamin pelaksana emisi efek.


Di saat bersamaan, Bank Harda juga mengadakan program alokasi saham karyawan (ESA) sebesar 0,16% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO, atau sekitar 1,27 juta saham.

Antonius Prabowo Argo, Direktur Utama Bank Harda mengatakan, saham IPO ini diserap oleh investor lokal. "Minat investor cukup baik dan ada kelebihan permintaan. Namun, belum direkap berapa jumlahnya," ujar Antonius kepada KONTAN, Kamis (6/8).

Dana hasil dari IPO akan digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang, termasuk untuk pengembangan usaha dan ekspansi kredit semester kedua ini.

Sebenarnya, jumlah dana yang diraih dari IPO ini lebih kecil dari dana minimal yang ingin diperoleh dalam penawaran awal, yakni Rp 109,25 miliar hingga Rp 142 miliar. Namun menurut Antonius, jumlah dana IPO sudah memenuhi rasio kecukupan modal alias CAR. "Setelah IPO, CAR akan menjadi 24%, dan ini sudah cukup," imbuhnya.

Ia juga mengatakan, dari IPO tersebut, modal perseroan akan naik dari Rp 285 miliar menjadi Rp 385 miliar. Dalam waktu dua tahun ke depan, perseroan berharap bisa naik kelas ke BUKU II.

Saat ini, 86,74% sumber dana Bank Harda masih berasal dari deposito. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga sekitar 30%. Sampai pertengahan tahun 2015, Bank Harda baru membukukan kredit Rp 1,6 triliun atau naik hampir 10% ketimbang Juni tahun lalu.

Dalam jangka panjang, Bank Harda bakal meningkatkan kredit segmen ritel dibandingkan komersial. Saat ini, komposisi kredit segmen ritel baru sebesar 32% dari total porsi kredit. Rencananya, porsi kredit ritel bakal dinaikkan menjadi 70% dalam jangka panjang.

Rencananya, tanggal penjatahan saham IPO pada 10 Agustus mendatang, distribusi saham dan pengembalian uang pemesanan pada 11 Agustus. Lalu, Bank Harda akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Agustus mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto