JAKARTA. Industri perbankan saat ini dalam kondisi yang kuat. Bahkan, lebih kuat dibandingkan dengan tahun 1997-1998 saat krisis ekonomi menerpa Indonesia dan pada tahun 2008 saat krisis global. Meski demikian, bank tetap harus menjaga kehati-hatian. Demikian benang merah paparan industri perbankan dalam seminar yang diselenggarakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin (23/9/2013). Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiargo memaparkan, saat ini, aset LPS mencapai Rp 38 triliun. ”Jumlah ini relatif rendah jika dibandingkan dengan dana pihak ketiga perbankan yang mencapai Rp 3.300 triliun,” kata Heru. Oleh karena itu, kata Kepala Eksekutif LPS Mirza Adityaswara, kondisi kesehatan bank harus dijaga. Dengan demikian, tidak akan terjadi sesuatu dengan perbankan Indonesia. LPS menjamin dana simpanan nasabah bank dengan sejumlah syarat. Di antaranya simpanan itu mendapat bunga tidak lebih besar daripada suku bunga penjaminan. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kondisi rasio pinjaman terhadap simpanan perbankan pada triwulan II-2013 sekitar 86,8%. Angka ini tertinggi sejak krisis Asia pada tahun 1997-1998. ”Namun, industri perbankan lebih kuat daripada sebelumnya,” ujarnya. Anat Admati, Guru Besar Universitas Stanford, justru mengusulkan membuat aturan bagi perbankan untuk menjaga rasio ekuitas terhadap total aset pada kisaran 20%-30%. Saat ini, aturan tersebut memang belum ada karena perbankan dunia mengenal batasan modal sesuai aturan Basel. Industri Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat dan kredit perbankan yang melambat, industri perbankan mulai mengatur langkah. Meski demikian, perbankan tetap optimistis. Data Bank Indonesia per Juli 2013, kredit bank umum yang diberikan kepada pihak ketiga mencapai Rp 3.021 triliun, sedangkan dana pihak ketiga Rp 3.392 triliun. Rata-rata rasio pinjaman terhadap simpanan bank umum 88,68% atau meningkat dibandingkan dengan posisi Juni 2013 yang sebesar 86,8%. Adapun rasio kecukupan modal rata-rata bank umum 18,08%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, seusai seminar LPS, mengakui, BCA merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini dari 20%-22% menjadi 18%. BCA sengaja mengerem pertumbuhan kredit agar tidak terlalu tinggi. ”Kami menjaga porsi kredit 6%-8% dari total kredit untuk setiap industri,” kata Jahja. Perihal modal, saat ini, BCA memiliki rasio kecukupan modal 16%. Dengan demikian, belum akan memerlukan tambahan modal selama beberapa waktu. Direktur Bank Danamon Vera Eve Lim mengakui, kinerja Danamon hingga saat ini baik begitu juga dengan pertumbuhan kreditnya. Target pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 18% diyakini akan tercapai. Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono juga optimistis dapat membukukan laba sebelum pajak Rp 780 miliar sepanjang tahun 2013. ”Saat ini laba sebelum pajak Bank DKI Rp 577 miliar,” kata Eko. (IDR) Sumber : KOMPAS CETAK Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank harus jaga kehati-hatian
JAKARTA. Industri perbankan saat ini dalam kondisi yang kuat. Bahkan, lebih kuat dibandingkan dengan tahun 1997-1998 saat krisis ekonomi menerpa Indonesia dan pada tahun 2008 saat krisis global. Meski demikian, bank tetap harus menjaga kehati-hatian. Demikian benang merah paparan industri perbankan dalam seminar yang diselenggarakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin (23/9/2013). Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiargo memaparkan, saat ini, aset LPS mencapai Rp 38 triliun. ”Jumlah ini relatif rendah jika dibandingkan dengan dana pihak ketiga perbankan yang mencapai Rp 3.300 triliun,” kata Heru. Oleh karena itu, kata Kepala Eksekutif LPS Mirza Adityaswara, kondisi kesehatan bank harus dijaga. Dengan demikian, tidak akan terjadi sesuatu dengan perbankan Indonesia. LPS menjamin dana simpanan nasabah bank dengan sejumlah syarat. Di antaranya simpanan itu mendapat bunga tidak lebih besar daripada suku bunga penjaminan. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kondisi rasio pinjaman terhadap simpanan perbankan pada triwulan II-2013 sekitar 86,8%. Angka ini tertinggi sejak krisis Asia pada tahun 1997-1998. ”Namun, industri perbankan lebih kuat daripada sebelumnya,” ujarnya. Anat Admati, Guru Besar Universitas Stanford, justru mengusulkan membuat aturan bagi perbankan untuk menjaga rasio ekuitas terhadap total aset pada kisaran 20%-30%. Saat ini, aturan tersebut memang belum ada karena perbankan dunia mengenal batasan modal sesuai aturan Basel. Industri Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat dan kredit perbankan yang melambat, industri perbankan mulai mengatur langkah. Meski demikian, perbankan tetap optimistis. Data Bank Indonesia per Juli 2013, kredit bank umum yang diberikan kepada pihak ketiga mencapai Rp 3.021 triliun, sedangkan dana pihak ketiga Rp 3.392 triliun. Rata-rata rasio pinjaman terhadap simpanan bank umum 88,68% atau meningkat dibandingkan dengan posisi Juni 2013 yang sebesar 86,8%. Adapun rasio kecukupan modal rata-rata bank umum 18,08%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, seusai seminar LPS, mengakui, BCA merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini dari 20%-22% menjadi 18%. BCA sengaja mengerem pertumbuhan kredit agar tidak terlalu tinggi. ”Kami menjaga porsi kredit 6%-8% dari total kredit untuk setiap industri,” kata Jahja. Perihal modal, saat ini, BCA memiliki rasio kecukupan modal 16%. Dengan demikian, belum akan memerlukan tambahan modal selama beberapa waktu. Direktur Bank Danamon Vera Eve Lim mengakui, kinerja Danamon hingga saat ini baik begitu juga dengan pertumbuhan kreditnya. Target pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 18% diyakini akan tercapai. Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono juga optimistis dapat membukukan laba sebelum pajak Rp 780 miliar sepanjang tahun 2013. ”Saat ini laba sebelum pajak Bank DKI Rp 577 miliar,” kata Eko. (IDR) Sumber : KOMPAS CETAK Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News