JAKARTa. Meski tahun ini kredit mengucur deras, perbankan mengklaim bisa menjaga likuiditasnya. Klaim itu diperkuat data perbankan terbaru Bank Indonesia (BI). Periode Januari-19 Agustus, penyaluran kredit mencapai Rp 234,57 triliun atau setara 56,84% dari target kredit tahun ini. Sementara dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 114,57 triliun atau bertambah 4,9% secara year to date (ytd). Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Wimboh Santoso mengatakan, likuiditas masih aman karena perbankan menggunakan dana yang tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Term Deposit, serta Fasilitas Bank Indonesia (FasBI) untuk menopang pengucuran kredit. "Tahun ini penempatan dana bank di BI turun Rp 57,7 triliun," ujarnya Kamis (25/8). Bank mengurangi penempatan dana di BI lantaran suku bunga SBI hanya 5,7%, alias lebih rendah dibandingkani sebelumnya yang berkisar 6,5%. Bank lebih memilih menyalurkan ke kredit yang berbunga tinggi, sehingga keuntungan bank tetap terjaga.
Bank harus waspadai kredit konsumsi
JAKARTa. Meski tahun ini kredit mengucur deras, perbankan mengklaim bisa menjaga likuiditasnya. Klaim itu diperkuat data perbankan terbaru Bank Indonesia (BI). Periode Januari-19 Agustus, penyaluran kredit mencapai Rp 234,57 triliun atau setara 56,84% dari target kredit tahun ini. Sementara dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 114,57 triliun atau bertambah 4,9% secara year to date (ytd). Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Wimboh Santoso mengatakan, likuiditas masih aman karena perbankan menggunakan dana yang tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Term Deposit, serta Fasilitas Bank Indonesia (FasBI) untuk menopang pengucuran kredit. "Tahun ini penempatan dana bank di BI turun Rp 57,7 triliun," ujarnya Kamis (25/8). Bank mengurangi penempatan dana di BI lantaran suku bunga SBI hanya 5,7%, alias lebih rendah dibandingkani sebelumnya yang berkisar 6,5%. Bank lebih memilih menyalurkan ke kredit yang berbunga tinggi, sehingga keuntungan bank tetap terjaga.