Bank harus waspadai risiko kredit valas



JAKARTA. Deutsche Bank AG Indonesia masih melihat adanya risiko penyaluran kredit valas pada tahun 2017 ini. Penyebabnya datang dari faktor global, terutarama Amerika Serikat. 

Kunardy Lie, Managing Director dan Chief Officer Deutshe Bank AG Indonesia mengatakan, seiring dengan masuknya dana kembali ke AS, membuat mata uang dollar AS menguat.

"Dalam hal ini penting untuk bank yang menyalurkan kredit valas untuk melakukan hedging untuk meminimalisir risiko," ujar Kunardy pekan lalu.


Meskipun masih ada risiko terkait kredit valas, potensi kenaikan kredit valas pada 2017 masih berpotensi ada. Terutama dengan proyeksi membaiknya transaksi ekspor impor antarnegara.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai November 2016, pertumbuhan kredit valas perbankan mulai menunjukkan tren perbaikan. Realisasi kredit valas perbankan November tercatat berada di angka Rp 642 miliar atau naik 3,35% secara tahunan atau year on year (yoy).

Sebagai informasi, sebelumnya pada Oktober 2016, kredit valas industri perbankan masih dalam tren penurunan sebesar 3,7% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia