JAKARTA. Ketika bank-bank lain sibuk memanen laba akhir tahun lalu, nasib Bank ICB Bumiputera justru sebaliknya. Bank yang sahamnya sebagian baru saja dibeli Grup MNC ini justru merugi Rp 81,74 miliar tahun lalu.Menurut Eddy Rainal Sinulingga, Presiden Direktur Bank ICB Bumiputera, kondisi ini disebabkan bank harus mengeluarkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Selain itu, disertai keharusan melunasi pembayaran pajak yang harus diselesaikan terhadap negara. "Kami fokus melakukan banyak pembenahan tahun ini," kata Eddy pada KONTAN, belum lama ini.Eddy optimistis, masuknya MNC Kapital dalam komposisi kepemilikan saham akan memberikan ruang lebih besar untuk berkembang. Terlebih Bank ICB Bumiputera juga melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Juni mendatang. "Ini akan menaikkan kelas bank kami menjadi BUKU II (modal inti berkisar Rp 1 triliun - Rp 5 triliun) sebentar lagi," ujar Eddy.Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan akhir tahun lalu, modal inti Bank ICB Bumiputera mencapai Rp 564,88 miliar. Tumbuh 36,85% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 412,77 miliar. Sehingga sampai saat ini masih masuk kategori BUKU I (modal inti berkisar Rp 100 miliar - Rp 1 triliun).Adapun kredit yang disalurkan tahun lalu mencapai Rp 5,51 triliun, tumbuh 7,19% dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 5,14 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun di akhir tahun lalu mencapai Rp 6,83 triliun, tumbuh 6,22% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 6,43 triliun. Terakhir, total aset di akhir tahun lalu mencapai Rp 8,16 triliun, tumbuh 9,82% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 7,43 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank ICB Bumiputera merugi Rp 81 miliar tahun lalu
JAKARTA. Ketika bank-bank lain sibuk memanen laba akhir tahun lalu, nasib Bank ICB Bumiputera justru sebaliknya. Bank yang sahamnya sebagian baru saja dibeli Grup MNC ini justru merugi Rp 81,74 miliar tahun lalu.Menurut Eddy Rainal Sinulingga, Presiden Direktur Bank ICB Bumiputera, kondisi ini disebabkan bank harus mengeluarkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Selain itu, disertai keharusan melunasi pembayaran pajak yang harus diselesaikan terhadap negara. "Kami fokus melakukan banyak pembenahan tahun ini," kata Eddy pada KONTAN, belum lama ini.Eddy optimistis, masuknya MNC Kapital dalam komposisi kepemilikan saham akan memberikan ruang lebih besar untuk berkembang. Terlebih Bank ICB Bumiputera juga melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Juni mendatang. "Ini akan menaikkan kelas bank kami menjadi BUKU II (modal inti berkisar Rp 1 triliun - Rp 5 triliun) sebentar lagi," ujar Eddy.Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan akhir tahun lalu, modal inti Bank ICB Bumiputera mencapai Rp 564,88 miliar. Tumbuh 36,85% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 412,77 miliar. Sehingga sampai saat ini masih masuk kategori BUKU I (modal inti berkisar Rp 100 miliar - Rp 1 triliun).Adapun kredit yang disalurkan tahun lalu mencapai Rp 5,51 triliun, tumbuh 7,19% dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 5,14 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun di akhir tahun lalu mencapai Rp 6,83 triliun, tumbuh 6,22% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 6,43 triliun. Terakhir, total aset di akhir tahun lalu mencapai Rp 8,16 triliun, tumbuh 9,82% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 7,43 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News