KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (
BINA) melihat prospek bisnis tahun ini akan lebih baik dari tahun 2021 sejalan dengan pandemi yang tetap terkendali dan mulai pulihnya ekonomi. Oleh karena itu, perseroan menargetkan ekspansi kredit tumbuh pesat tahun ini di kisaran 20% -30%. "Tentunya pertumbuhan kredit juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang di harapkan lebih prospektif," kata Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu pada Kontan.co.id, Kamis (30/12). Sementara pada tahun 2021, kredit bank ini masih tumbuh baik meskipun tekanan pandemi masih cukup besar dimana pembatasan sempat ketat ketikan kasus Covid-19 meningkat di pertengahan tahun.
Per kuartal III, kredit Bank Ina tercatat sebesar Rp 2,9 triliun atau tumbuh 11,5% dari Rp 2,6 triliun pada periode yang sama tahun 2020 (YoY). Dalam mengejar ekspansi kredit, Bank Ina akan lebih fokus menggarap segmen produktif, khusus UMKM dan korporasi kecil.
Baca Juga: Lewat Rights Issue, Bank Ina Perdana Perkuat Permodalan pada 2022 Permodalan bank dengan kode saham BINA ini semakin bertambah setelah sukses menggelar
rights issue pada awal Desember 2021 lalu dengan meraup dana Rp 1,18 triliun. Dana yang diperoleh dari hasil PUT III tersebut, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja sehubungan pelaksanaan kegiatan operasional serta pengembangan usaha perseroan. Hal ini sesuai dengan strategi perseroan untuk menerapkan digitalisasi dalam proses bisnis. Dengan dana
rights issue itu, Bank Ina telah memenuhi persyaratan tahapan modal inti minimum Rp 2 triliun yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir 2021. Modal inti Bank Ina hingga September 2021 sudah Rp 1,15 triliun. Dengan tambahan dana
rights issue, maka modal inti Bank Ina capai Rp 2,3 triliun. Daniel bilang, Bank Ina akan mempercepat proses digitalisasi bank dengan meluncurkan aplikasi digital yang diharapkan bisa dilakukan pada kuartal pertama tahun ini.
Fitur-fitur yang akan disediakan diantaranya
customer on boarding, Qris, pengembangan dan penambahan fitur Internet Banking maupun Mobile Banking yg akan mempermudah para nasabah melakukan transaksi.
Tahun ini, Bank Ina juga masih berencana menggelar
rights issue lagi guna memenuhi aturan modal inti minimum Rp 3 triliun yang tenggak waktunya ada pada akhir 2022. "Kami akan
rights issue kembali dengan target dana Rp 1 triliun sehingga modal kami sampai akhir tahun 2022 menjadi Rp 3,3 triliun," jelas Daniel. Diperkirakan aksi korporasi tersebut akan terealisasi pada semester II 2022 setelah mendapat restu dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Melalui aksi korporasi tersebut, rasio kecukupan modal (CAR) akan terjaga. Bank Ina akan menjaga posisi CAR di level 30% - 40% tahun ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari