Bank Ina: Kredit yang diambil bank besar Rp 200 M



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu upaya bank besar untuk meningkatkan saluran kredit antara lain dengan melakukan take over kredit kepada bank kecil dengan iming-iming bunga yang lebih rendah dari sebelumnya. Praktik seperti ini pun turut dirasakan PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) yang kreditnya dicaplok oleh bank-bank besar. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Bank Ina, Edy Kuntardjo mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan nasional masih lambat sekitar 8 %, karena memang pertumbuhan ekonomi masih belum normal sehingga tidak mampu mendorong permintaan kredit. “Di sisi lain RBB perbankan tahun 2017 proyeksi pertumbuhan kredit di angka 11,38% dan target ini mengakibatkan bank-bank terus berupaya dalam pencapaian yang dampaknya bank skala besar melakukan take over dengan plafon ditambah dan bunga lebih rendah. Ujungnya persaingan kredit menjadi tidak sehat,” ujar Edy kepada Kontan.co.id, (14/12). Edy menjelaskan, dalam setahun, kredit Bank Ina sudah di-take over sekitar Rp 200 miliar. Agak sulit untuk bank kecil mengantisipasinya karena ada kekawatiran NPL dan permodalan yang lebih kecil. Menurut Edy, akar masalahnya ada pada pertumbuhan ekonomi yang masih lemah, namun banyak bank-bank kreditnya didorong agar tumbuh 2 digit, sehingga take over semakin marak. “Sementara ini hanya bank BUMN yang dapat kue pembiayaan infrastruktur yang kreditnya bisa tumbuh 2 digit,” ujar Edy. Pihaknya pun yakin tahun depan kredit akan tumbuh dua digit seiring dengan harapan perekonomian yang lebih baik. “Kami proyeksikan kredit tumbuh 15 % di 2018 namun dari segi nominal kecil,” tutup Edy. Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan Bank Ina per Oktober 2017, Saluran kredit Bank Ina mencapai Rp 1,26 triliun, lebih rendah 7,66% year on year dari tahun lalu sebesar Rp 1,37 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina