Bank Ina: Lesunya permintaan kredit berimbas kepada pendapatan bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan laba industri perbankan pada 2018 ini tak semoncer pada tahun lalu. Pada tahun ini, laba bank diperkirakan tumbuh 10%-12% year on year (yoy) dibanding tahun lalu. Adapun proyeksi ini di bawah realisasi tahun 2017 sebesar 23%.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina), Edy Kuntardjo mengatakan, saat ini permintaan kredit masih lemah. Ditambah lagi net interest margin (NIM) yang menurun karena bunga yang turun menyesuaikan dengan pasar.

“Jadi banyak bank besar yang melakukan take over kepada bank kecil yang membuat omset bank kecil menjadi turun,” jelas Edy kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).


Kendati demikian, menurutnya, apabila dilihat dari sisi individu bank memang bisa saja labanya tetap tinggi tergantung tingkat resio kredit bermasalah dan biaya pencadangan yang dibentuk.

“Bank Ina sendiri menargetkan laba akan tumbuh, dari presentase cukup tinggi yakni 42% yoy dari Rp 19 miliar tahun 2017 menjadi Rp 27 miliar tahun 2017,” ujar Edy

Edy menjelaskan, proyeksi laba Bank Ina yang tinggi tersebut didukung oleh biaya overhead yang relatif kecil dan dapat dikendalikan serta kredit yang akan meningkat 17% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat