KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) terlihat masih belum efisien dalam mengelola operasional perusahaan. Hal tersebut tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perseroan yang malah naik. Tingkat efisiensi perseroan turun karena adanya kenaikan biaya biaya pencadangan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Per Maret 2022, bank milik Salim Group ini mencatatkan rasio BOPO di level 93,9%. Itu meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat di level 90%. Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan, biaya CKPN perseroan pada triwulan pertama tahun ini jauh lebih besar dari tahun lalu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pemburukan kredit yang masih dalam restrukturisasi Covid-19.
Bank Ina Optimistis, BOPO Turun ke Bawah 90% di Akhir Tahun 2022
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) terlihat masih belum efisien dalam mengelola operasional perusahaan. Hal tersebut tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perseroan yang malah naik. Tingkat efisiensi perseroan turun karena adanya kenaikan biaya biaya pencadangan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Per Maret 2022, bank milik Salim Group ini mencatatkan rasio BOPO di level 93,9%. Itu meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat di level 90%. Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan, biaya CKPN perseroan pada triwulan pertama tahun ini jauh lebih besar dari tahun lalu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pemburukan kredit yang masih dalam restrukturisasi Covid-19.