KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (
BINA) memastikan untuk tahun 2020 tidak memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi baik dalam bentuk penambahan modal maupun likuiditas seperti surat utang. Bukan tanpa sebab, Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu menjelaskan saat ini posisi likuiditas perseroan masih sangat tebal. Tercatat per Maret 2020 posisi
loan to deposit ratio (LDR) Bank Ina Perdana ada di level 68,24% jauh di bawah rata-rata industri.
Baca Juga: Bank Ina Perdana patok pertumbuhan kredit satu digit di tahun ini Begitu pula dari sisi permodalan, kendati sudah menurun drastis dibandingkan Maret 2019. Pada kuartal I 2020 rasio kecukupan modal (
capital adequacy ratio/CAR) Bank Ina Perdana masih di level 37,84%. Sangat jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 20-22% per Maret 2020. Hanya saja, walau tahun ini tidak punya niatan untuk melakukan aksi korporasi, bank bersandi bursa BINA ini dipastikan akan menambah modal di tahun 2021. "Tahun 2021 memang berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kami harus tambah modal sampai menyentuh Rp 2 triliun," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Jumat (5/6). Saat ini menurut Daniel, total modal perseroan baru sebesar Rp 1,1 triliun. Artinya, masih dibutuhkan modal sebanyak Rp 900 miliar lagi untuk memenuhi ketentuan regulator. Walhasil, perseroan pun telah berdiskusi dengan pemegang saham pengendali (PSP) mengenai hal itu. "Kemungkinan besar akan ada injeksi modal dari PSP. Tapi itu belum final, akan kami finalkan pada Rencana Bisnis Bank (RBB) di bulan November 2020," ungkapnya.
Baca Juga: Jadi milik Grup Salim, Bank Ina jajaki sinergi dengan Indogrosir dan Indomaret Asal tahu saja, saat ini kepemilikan saham terbesar Bank Ina Perdana dipegang oleh PT Indolife Pensiontama sebesar 22,47%. Kemudian sebesar 18,29% dimiliki oleh Liontrust S/A NS Asean Financial Fund, lalu 16,51% dipegang PT Samudra Biru dan 9,98% milik PT Gaya Hidup Masa Kini. Adapun, sisanya sebesar 10,49% dimiliki DBS Bank Ltd S/A LTSL AS Trustee of NS Financial Fund dan 9,64% milik PT Philadel Terra Lestari. Sementara sisanya sebesar 12,62% merupakan saham milik publik. Kini, gelar PSP di Bank Ina Perdana dipegang oleh PT Indolife Pensiontama dengan Ultimate Shareholder Anthoni Salim. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto