Bank Ina Perdana (BINA) Dorong LDR Naik ke Level 50%-70% pada 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rasio pinjaman terhadap pendanaan atau loan to deposit rasio (LDR) beberapa bank menengah dan kecil tercatat sangat rendah. Angkanya bahkan jauh dari level LDR yang sehat yakni 78%-92%.

LDR yang rendah ini menandakan tidak efektifnya fungsi bank sebagai lembaga intermediary dan  akan membuat potensi pendapatan dari kredit semakin rendah serta berdampak pada penurunan pendapatan dan laba. 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) misalnya, hanya memiliki tingkat LDR 29,67% per akhir 2021. Itu turun dari  41,26% pada tahun sebelumnya. Tahun lalu, bank milik Salim Group ini sebetulnya masih mencatat kenaikan kredit hingga 27% secara year on year (YoY) ke level Rp 3,7 triliun, namun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan melesat 76% ke Rp 12,5 triliun.

DPK Bank Ina masih didominasi dana mahal atau deposito yakni sebesar Rp 7,2 triliun atau 57,6% dari total DPK, itu naik 67% secara YoY. Lalu giro mencapai  mencapai Rp 4,9 triliun atau 39,2%. Sedangkan tabungan hanya Rp 3%. 

Baca Juga: Bank Milik Grup Salim Ini Labanya Melejit 105% di 2021

Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan, LDR tahun ini akan ditingkatkan perseroan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian.  Penyaluran kredit akan dipacu sehingga LDR bisa meningkat ke kisaran 50%-70%.  Selain itu, Bank Ina juga akan berupaya mengurangi penghimpunan deposito dan fokus mendorong dana murah atau CASA. 

Adapun ada yang dihimpun yang tidak tersalurkan ke kredit akan ditempatkan di obligasi korporasi, obligasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI). "Per akhir Maret 2021, penempatan dana Bank Ina di SBN  mencapai sekitar Rp 1,9 triliun," ujar Daniel pada KONTAN, Rabu (6/4).

Selain itu, Bank Ina juga akan terus menggenjot pertumbuhan kredit tahun ini. Perseroan  melihat prospek bisnis tahun ini akan lebih baik dari tahun 2021 sejalan dengan pandemi yang tetap terkendali dan mulai pulihnya ekonomi.

Baca Juga: Makin Agresif, Grup Salim Kantongi Saham di Tiga Bank Ini

Oleh karena itu, bank berkode saham BINA ini  menargetkan ekspansi kredit tumbuh pesat tahun ini di kisaran 20% -30%. "Tentunya pertumbuhan kredit juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang di harapkan lebih prospektif," kata Daniel.

Dalam mengejar ekspansi kredit, Bank Ina akan lebih fokus menggarap segmen produktif, khusus UMKM dan korporasi kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli